Padang, (Antara) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengaku menggunakan smartphone atau telepon pintar merek BandrOS anti sadap buatan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
"HP ini buatan Pusat Penelitian Informatika LIPI dengan spesifikasi anti sadap, tapi saya tak pernah yang jahat-jahat. Saya tak mengatakan anti sadap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)," kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat memberi sambutan pada jamuan makan malam peserta Teknologi Tepat Guna (TTG) Nasional ke XV di Padang, Rabu malam.
Menristek mengakui sudah memakai telepon genggam produk dalam negeri itu sejak peringatan hari kebangkitan teknologi nasional pada Agustus lalu.
Smartphone BandrOS anti sadap baru beberapa menteri yang menggunakan, rencananya untuk produksi massal dimulai pada 2014. BandrOS sendiri diambil dari salah satu nama penganan khas daerah Jawa Barat khususnya Bandung berbahan kelapa, tapi singkatan dari Bandung Raya Operating System (BandrOS).
Vitur yang tersedia banyak, tapi bukan termasuk jenis android karena akan bisa disadap. BandrOS memiliki sistem sendiri yang dirancang oleh Pusat Penelitian Informatika LIPI.
"Anggota DPR juga sudah banyak yang pesan Smarphone BandrOS. Harganya jauh lebih murah sekitar Rp800 tibu, dibandingkan produk dari luar," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menristek mengajak pemerintah daerah untuk terus memanfaatkan potensi daerah dan mendorong pengembangan teknologi tepat guna sehingga memberi nilai tambah.
"Selama ini, kita hanya menjual produk bahan mentah ke luar negeri, setelah jadi kembali ke dalam negeri dengan harga mahal. Artinya kita hanya memperkerjakan orang saja," katanya.
Jadi, kenapa tidak mengolah sendiri dengan dilengkapi sentuhan teknologi, ujarnya.
Menristek menceritakan suatu pengalaman perjalanannya ke Thailand, menemukan tempat penjualan batu hias. "Ketika ditanyakan kepada pedagang di sana, di mana tempat membuatnya, rupanya bahan batunya dari Martapura, Kalimantan Selatan," ucapnya.
"Hasilnya batu hias cukup bagus dengan beragam warna, karena produk-produk di Thailand sudah mengembangkan sentuhan teknlogi," ujarnya.
Kemudian ada contoh lagi tentang teknologi tepat guna dalam pengembangan padi, produksinya bisa sampai 9 ton - 10 ton/hektare dan yang tidak menggunakan teknologi masih menghasilkan padi (gabah) hanya 5 ton - 6 ton/ha.
"Kita menyadari banyak temuan rakyat, tetapi belum diproduksi secara massal. Ke depan tentu dibutuhkan kebersamaan. Bagaimana untuk memperbagus kemasan produk yang dihasilkan masyarakat," katanya.
Dalam jamuan makan malam rombongan peserta TTG Nasional itu dihadiri sejumlah pejabat dari Kemendagri, sejumlah gubernur, wakil gubernur dan bupati/kota di Indonesia.
Rangkaian kegiatan TTG Nasional upacara pembukaan pada Kamis (26/9), dilanjutkan exhibition, pameran dagang, lokakarya, rapat koordinasi teknis (Rakornis) dan widyawisata teknologi ke lokasi TTG dan penutupan pada 30 September 2013. (*/sir)
Berita Terkait
Jelang Debat Kedua, Jubir Mahyeldi-Vasko Harap Rival Gunakan Data Valid
Selasa, 19 November 2024 11:27 Wib
Pemprov Sumbar upayakan perbaikan jalan gunakan dana pusat
Selasa, 19 November 2024 4:35 Wib
KPU Agam gunakan empat lokasi packing logistik Pilkada
Senin, 18 November 2024 17:53 Wib
Video - Pj. Wako Padang Panjang ingatkan warga gunakan hak suara (Video)
Senin, 11 November 2024 5:29 Wib
UPTD Metrologi Solok lakukan sidang tera gunakan inovasi pin pentas
Minggu, 10 November 2024 5:21 Wib
Menhut siap gunakan mobil Maung sesuai perintah Presiden Prabowo
Selasa, 29 Oktober 2024 14:18 Wib
Erick sebut dukung menteri gunakan kendaraan dinas buatan Pindad
Selasa, 29 Oktober 2024 13:26 Wib
Menilik Pulau Bando konservasi alam pertama terapkan energi terbarukan
Senin, 28 Oktober 2024 14:25 Wib