Sejarah Singkat Kabupaten Solok

id Sejarah Singkat Kabupaten Solok

Solok, (ANTARA) Secara legal formal, Kabupaten Solok dibentuk berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 12 tahun 1956, tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah. Pada saat itu Kabupaten Solok terdiri dari 12 wilayah kecamatan 247 desa dan enam kelurahan. Pada tahun 1970, ibukota Kabupaten Solok berkembang dan ditetapkan menjadi sebuah kotamadya, dengan nama Kotamadya Solok. Berubahnya status Ibukota Kabupaten Solok menjadi sebuah sebuah wilayah pemerintahan baru tidak diiringi dengan pemindahan ibukota ke lokasi baru. Sebab pemindahan pusat pelayanan pemerintahan atau ibukota Kabupaten Solok ke Koto Baru bari dilakukan tahun 1979, kata Bupati Solok, Gusmal kepada antara-sumbar.com. Ditambahkan Gusmal saat dikeluarkannya UU Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan penataan daerah, maka ditetapkan Kabupaten Solok memiliki 14 kecamatan. Seiring dengan semangat babaliak ka nagari, penataan daerah Kabupaten Solok kembali dilakukan menjadi 19 kecamatan, 86 nagari dan 520 jorong. Pada akhir tahun 2003, Kabupaten Solok kembali dimekarkan menjadi dua kabupaten, yakni Kabupaten Solok dan Kabupaten Solok Selatan. Pemekaran ini dilakukan berdasarkan UU Nomor 38 tahun 2003 dan menjadikan luas wilayah Kabupaten Solok menjadi 3.738 Km bujur sangkar. Pemekaran ini juga berdampak terhadap pengurangan jumlah wilayah administrasi Kabupaten Solok menjadi 14 kecamatan, 74 nagari dan 403 jorong. Menurut Gusmal hingga saat ini Kabupaten Solok telah dipimpin oleh 14 Kepala Pemerintahan (Wali Luhak/Kepala Luhak/Bupati), yakni Saalah Soetan Mangkoeto (5 November 1946-3 Maret 1947), H. Darwin T. Dt. Tumangguang (3 Maret 1947-27 Mei 1950), Basrah Lubis (27 Mei 1950-1 Maret 1951), Soeltani St. Malako (1 Maret 1951-8 Februari 1956), Noerdin Dt. Majo Sati (8 Maret 1956-Agustus 1958), Buyung Dt. Gadang Bandaro (Agustus 1958-Januari 1960). Selanjutnya Bambang Sardjono Noersetyo (Januari 1960-April 1963), Asgani Marah Sutan (April 1963-9 Juli 1964), Zagloel St. Kabasaran (9 Juli 1964-5 Juli 1975), Drs. Hasan Basri (5 Juli 1975-5 Juli 1985), Drs. Arman Danau (5 Juli 1985-7 Juli 1990), Ir. Nurmawan (7 Juli 1990-7 Juli 1995), Gamawan Fauzi, SH, MM (2 Juli 1995-2 Agustus 2005) dan Gusmal, SE, MM (2 Agustus 2005-sekarang). (aurizal)