Potensi-potensi Solok Selatan

id Potensi-potensi Solok Selatan

Solok Selatan, (ANTARA) - Solok Selatan, yang terletak di posisi 0'43'' - 1'43'' Lintang Selatan, 101'01-101'30 Bujur Timur dengan luas 3.346,20 Km persegi ini memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup melimbah. Bukan saja di bidang pertanian, perkebunan, dan kehutanan, tapi juga pertambangan dan pariwisata. Tapi, semua belum terkelola secara maksimal mengingat sumber daya manusia (SDM) yang berpotensi untuk mengolah sumber-sumber kekayaan itu yang belum tersedia. Kekayaan alam yang melimpah ini alasan kenapa Belanda dulu tertarik untuk mengembangkan perkebunan di kabupaten yang berbatasan dengan Kerinci, Provinsi Jambi ini. Setidaknya Belanda pernah mengembangkan perkebunan seperti teh, karet, dan kina. Solok Selatan, memiliki jenis tanah Podsolik coklat dan Latosol. Jenis tanah ini sangat cocok untuk mengembangkan pertanian khususnya hortikultural dan perkebunan. Sampai sekarang setidaknya telah banyak dikembangkan jenis tanaman perkebunan yang prospektif seperti karet, sawit, teh, kakao baik yang dikembangkan oleh masyarakat maupun perusahaan perkebunan. Mayoritas penduduk di kabupaten yang berulang tahun 7 Januari ini berprofesi sebagai petani. Hal ini dikarenakan selain memiliki lahan yang masih luas dan subur, di Solok Selatan setidaknya mengalir 71 sungai, besar maupun kecil, yang menjadi pemasok air bagi lahan pertanian dan perkebunan. Potensi air, tidak saja digunakan masyarakat sebagai penyedian air bagi pertanian, tapi juga mereka manfaatkan sebagai sumber energi listrik, yakni pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH). Daerah-daerah yang tidak bisa dijangkau jaringan listrik dari PT PLN, biasanya memanfaatkan potensi ini untuk menerangi daerahnya. Lahan kosong di Solok Selatan masihlah sangat banyak karena penduduk belum begitu padat. Dari data Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan, penduduk Solok Selatan baru sekitar 161.000 jiwa. Dibanding dengan luas wilayah, jumlah penduduk ini masih minim dan memberi keuntungan lahan kosong yang bisa dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi. Di Solok Selatan dapat dikembangkan komoditi perkebunan seperti karet, sawit, rempah-rempah, buah-buahan dan tanaman tua seperti manggis. Dari catatan Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, sudah ada masyarakat yang membudidayakan buah manggis. Data Dipertanakkan luas kebun manggis (queen of fruit) ini mencapai 155 hektar yang terpusat di Ranah Pantai Cermin, Sangir Batang Hari (SBH). Selain pertanian dan perkebunan, di Solok Selatan juga bisa dikembangkan peternakan, baik jenis unggas, sapi, kambing, dan kerbau. Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan, bermimpi Solok Selatan menjadi salah satu lumbung daging di Sumatra Barat. Peternakan, khususnya sapi, sudah mulai berkembang di Kecamatan Pauh Duo, Sangir, Sangir Jujuan, Sangir Batang Hari, dan Sangir Balai Janggo. Untuk sapi kandang, mayoritas berkembang di Kecamatan Sangir, Pauh Duo, dan beberapa di Sungai Pagu. Sementara untuk sapi lepas banyak terdapat di daerah perkebunan, seperti Sangir Jujuan, Sangir Batang Hari, dan Sangir Balai Janggo. Kesediaan pakan ternak sendiri, lahan yang luas dan rumput yang tumbuh dimana saja merupakan pakan kesediaan pakan yang sangat mencukupi. Apalagi, beberapa kelompok tani dan masyarakat petani sudah mengembangkan jagung dimana dahan dan daunnya bisa digunakan untuk pakan ternak. Solok Selatan memiliki hutan yang cukup luas. Lebih dari setengah, 60 persen, wilayah Solok Selatan merupakan hutan, baik hutan produksi maupun hutan lindung. Di dalam hutan itu banyak hidup hewan-hewan yang dilindungi, seperti harimau sumatra. Selain itu juga tumbuh tumbuhan-tumbuhan yang tak ada di daerah lain. Kekayaan hayati ini bisa mendatangkan keuntungan besar bagi Solok Selatan, baik dalam bentuk lingkungan dan pemasukan berupa materi (PAD), jika dikelola dengan baik. Kabupaten yang memiliki batas bagian utara dengan Kabupaten Solok, Selatan Kabupaten Kerinci (Jambi), barat Kabupaten Pesisir Selatan, dan timur Kabupaten Dharmasraya ini juga kaya akan kandungan bumi (hasil tambang), seperti emas, biji besi, mangan, timah dan tembaga. Kandungan bumi ini juga mampu menyumbangkan pendapatan asli daerah (PAD) jika dikelola dengan baik oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. Dengam sumber-sumber pendapatan yang besar, ekonomi rakyat akan meningkat, dan pembangunan serta pemerataan pembangunan untuk lebih memajukan lagi Solok Selatan akan terwujud dengan baik. Dan yang tak kalah penting, satu keuntungan bagi Solok Selatan yang berada tak jauh dari gunung api aktif, Gunung Kerinci, yakni potensi panas bumi. Potensi panas bumi di Solok Selatan mampu menghasilkan daya listrik mencapai 400 megawatt (MW). Saat ini tengah dilakukan tender wilayah kerja pertambangan (WKP) di Jakarta untuk mengetahui siapa perusahaan yang akan mengexploitasi potensi panas bumi di Solok Selatan. Exploitasi awal rencana akan dilaksanakan di Liki Pinang Awan, dengan daya 110 MW. Tender WKP panas bumi di Solok Selatan ini termasuk dalam percepatan 10.000 MW tahap dua dalam kepemimpinan SBY. Selain mendapat pasokan listrik yang berlebih, Solok Selatan juga akan mendapatan pendapatan yang bisa digunakan untuk lebih memajukan dan meningkatan pembangunan dan ekonominya. Exploitasi panas bumi target produksinya sekitar tahun 2013. Dengan mulai berproduksinya pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), setidaknya akan menjadi kebanggaan bagi Solok Selatan karena satu-satunya kabupaten di Sumatra Barat yang memiliki PLTP. (*)