Editor dan Praktisi Perbankan Angkat Pagelaran Ketoprak

id Editor dan Praktisi Perbankan Angkat Pagelaran Ketoprak

Jakarta, (Antara) - Senior editor sejumlah media dan praktisi keuangan/perbankan mengangkat kembali pagelaran seni budaya ketoprak dengan menggelar pementasan Ken Arok bersama Yayasan Ketoprak Adhi Budaya di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Senin (9/6) malam. Pagelaran yang berlangsung hampir empat jam itu turut diperankan oleh para pemimpin redaksi media, senior editor, pimpinan sejumlah bank dan lembaga keuangan. "Himpunan Seniman Panggung Wayang Orang dan Ketoprak Jakarta Adhi Budaya berinisiatif melestarikan dan mengembangkan mutu pagelaran kesenian tradisional ketoprak agar tetap bertahan sebagai jati diri bangsa dan menjadi warisan budaya yang terus terpelihara," kata Ketua Yayasan Adhi Budaya Rowin H. Mangkoesoebroto. Dia menyambut baik kerjasama pementasan ini dan berterimakasih yang setinggi-tingginya kepada senior editor dan masyarakat keuangan perbankan yang menyukseskan acara ini baik moril maupun material. Menurut Rowin, kesenian tradisional ketoprak yang lahir sejak pertengahan abad ke-18 mengalami kemunduran yang ditandai dengan ditutupnya beberapa kelompok kesenian tradisional di beberapa daerah. Sejumlah panggung-panggung kesenian tradisional, lanjutnya, perlahan-lahan mengalami proses kematian. "Kemunduran itu berakibat pada masa depan sejumlah pemain dan pelaku yang terlibat di dalamnya. Kesenian tradisi tidak hanya menjaga kebudayaan, tapi juga dapat memberi penghidupan yang layak bagi para penggiat dan pemainnya," jelas Rowin. Pada kesempatan tersebut, sebelum pementasan Ken Arok yang merupakan pagelaran ketoprak Adhi Budaya yang ke-45 dimulai, senior editor dan masyarakat keuangan-perbankan memberikan donasi sebesar Rp75 juta kepada Yayasan Adhi Budaya agar dapat terus melestarikan seni tradisi ketoprak yang diberikan oleh Komisioner OJK Ilya Avianti kepada pendiri Adhi Budaya Aries Mukadi. Menurut Aries, ketoprak berusaha mengikuti perkembangan zaman demi kelestarian ketoprak. "Ketoprak yang sebenarnya itu menggunakan bahasa jawa. Tetapi masyarakat yang sekarang sudah berbeda, mereka banyak melihat kesenian lain yang lebih mudah dicerna. Kita harus berani mengubah. Sekarang kita nggak melulu menggunakan bahasa jawa halus terus, dicampur bahasa Indonesia agar lebih dimengerti orang yang bukan jawa," jelas Aries. "Semoga bisa kolaborasi lagi dengan senior editor dan masyarakat keuangan perbankan," tambahnya. Dalam lakon Ken Arok, merupakan kolaborasi dari Ketoprak Adhi Budaya sebanyak 50 orang serta 48 orang dari senior editor dan masyarakat keuangan perbankan. Dari persiapan latihan yang berlangsung hanya sekali latihan itu, pagelaran cukup menghibur ratusan penonton. Beberapa pemain bahkan melakukan improvisasi sedangkan pemain yang lupa naskah justru memancing gelak tawa penonton. "Penampilan mereka lumayan. Mereka kan bukan pemain ketoprak tapi bisa mengikuti jalan cerita mungkin karena mereka kan orang pintar, apalagi latihan hanya sekali," ujar Aries.(*/sun)

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.