Batam, (Antara) - Sekitar 20.000 warga miskin di Kota Batam, Kepulauan Riau, tidak mendapatkan dana bantuan langsung sementara masyarakat karena tidak terdata di pemerintah pusat, kata Wakil Wali Kota Batam Rudi. "Jumlah keluarga miskin dari data yang menerima bantuan tunai tercatat 36 ribu. Sementara dari data kami, jumlah orang miskin di Batam 56 ribu. Jadi sekitar 20 ribu tidak dapat bantuan untuk keluarga miskin," kata Rudi di Batam, Selasa. Pemerintah pusat, kata dia, masih menggunakan data 2009 dan 2011. Padahal kenyataannya saat ini jumlah orang miskin di Batam sudah bertambah. "Nanti perlu update, karena itu data tiga tahun lalu, karena memang pembaruan data penduduk miskin, per tiga tahun," katanya. Demi keadilan, pemerintah kota mengajukan penambahan jumlah penerima BLSM agar seluruh warga miskin dapat menikmati dana yang merupakan konpensasi kenaikan harga bahan bakar minyak. "Harusnya semua menerima dana dari pemerintah. Tapi sambil menunggu itu, kami akan bantu lewat pasar murah," kata dia. Sementara itu, Kabag Humas Pemkot Batam Ardiwinata mengatakan pemerintah menyiapkan Rp1,638 miliar untuk mengadakan pasar murah periode Juni-Oktober 2013. Pemkot akan menjual 36.000 paket sembako dalam pasar murah dengan subdisi Rp45.000 per paket. Setiap paket senilai Rp95.000 dan dijual Rp50.000 itu terdiri dari lima kg beras, dua kg gula pasir dan dua liter minyak goreng. Penjualan sembako murah akan dilakukan disetiap kecamatan, dengan masing-masih kecamatan mendapat alokasi sekitar 1.500 paket sembako. Khusus Nongsa, paket sembako yang disediakan hanya 1.000 paket dan Sagulung lebih besar, Rp2. Ribu paket. Sembako murah akan dijual di setiap kecamatan. Menurut Ardi setiap kecamatan mendapat jatah 1.500 paket, kecuali Sagulung sebanyak 2.000 paket karena jumlah penduduknya lebih banyak. (*/jno)

Pewarta : 172
Editor :
Copyright © ANTARA 2024