Hanoi, (Antara Sumbar) - Kementerian kesehatan Vietnam, Rabu, menyatakan jumlah kasus Zika telah meningkat lebih dari dua kali lipat selama tiga hari terakhir menjadi 23 kasus, dengan puluhan kasus baru yang tercatat di pusat komersial Ho Chi Minh City.

        Virus yang disebabkan oleh nyamuk tersebut telah menyebar di Asia Tenggara setelah mewabah di Benua Amerika. Thailand mengonfirmasi kasus 'microcephalus' (cacat lahir pada bayi yang ditandai dengan ukuran kepala kecil) yang terkait dengan Zika pada akhir September lalu.

        Pada Minggu (30/10), kementerian kesehatan Vietnam melaporkan kasus microcephalus pertamanya yang dikatakannya memiliki kemungkinan terkait dengan Zika.

        Kementerian mengatakan lebih dari 14 kasus Zika dilaporkan muncul sejak Minggu, sebagian besar berada di selatan negara itu. Tujuh belas dari 23 kasus Zika Vietnam terdapat di Ho Chi Minh City, kota terbesar di negara itu.

        Otoritas kesehatan negara tersebut belum memberikan komentar atas lonjakan kasus itu.

        Bulan lalu, Vietnam menaikkan tingkat peringatan ancaman virus Zika dan meningkatkan pemantauan ibu hamil.

        Infeksi Zika pada wanita hamil telah terbukti menyebabkan bayinya mengalami microcephalus serta kelainan otak lainnya.

        Hubungan antara Zika dan microcephalus pertama kali diketahui pada tahun lalu di Brazil, yang sejak itu telah mengonfirmasi lebih dari 1.900 kasus microcephalus.

        Pada orang dewasa, infeksi Zika juga telah dikaitkan dengan sindrom neurologis langka yang dikenal sebagai Guillain-Barre serta kelainan saraf lainnya.

        Tidak ada vaksin atau pengobatan untuk Zika, yang dekat dengan
"sepupu-nya" yaitu demam berdarah dan chikungunya yang menyebabkan demam ringan, ruam dan mata merah.

        Sekitar 80 persen orang yang terinfeksi virus ini tidak memiliki gejala sehingga sulit bagi wanita hamil untuk mengetahui apakah mereka telah terinfeksi atau tidak. (*)

Pewarta : Antara
Editor :
Copyright © ANTARA 2024