Felia: Pelajar Agar Menyerap Teknologi "Green Economy"

id Felia: Pelajar Agar Menyerap Teknologi "Green Economy"

London, (ANTARA) - Pakar Perbankan dan Perencana serta Implementasi Program Green Economy di Indonesia, Felia Salim mengharapkan para pelajar Indonesia di luar negeri dapat menyerap perkembangan teknologi khususnya "green economy" yang dapat menunjang aspek lingkungan. "Ide-ide baru dan inovasi baru justru banyak dan timbul dari hasil pemikiran dari generasi muda," ujar Wakil Dirut BNI disela-sela Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI) yang merupakan bagian kegiatan Indonesian Scholar International Convention (ISIC) diadakan di University College London, akhir pekan. Dikatakannya kehadirannya di London adalah atas permintaan dari panitia TIIMI untuk menjelaskan perjalanan persiapan menuju Green Banking untuk menunjang konsep Green Economy Sustainable for Development. Peran perbankan dalam menunjang pembangunan yang berkelanjutan, ujar Felia Salim yang didampingi Kepala Pewakilan BNI London, Nungki Indraty. Saya senang penyelenggaraan TIIMI ini sangat berhasil dan semangat orang Indonesia di luar negeri khususnya kaum muda sangat mengebun-gebu dan bahkan meliat permasalahan di dalam negeri lebih jernih, ujar cucu mantan Menteri Luar Negeri Haji Agus Salim. Dalam pertemuan ilmiah yang bertemakan Green Economy for Sustainable Development in Indonesia: Challenges and Opportunities from Multidisciplinary Approach diikuti lebih dari 80 mahasiswa, akademisi, industriawan, Felia Salim, memaparkan perkembangan dan kondisi perekonomian Indonesia. Dalam paparannya, Wakil Direktur Utama Bank Negara Indonesia ini, menunjukkan bahwa Indonesia tengah menghadapi masalah yang cukup komplek, khususnya dalam bidang Green Economy. Dikatakannya dalam mengembangkan green economi terdapat berbagai tantangan dan masalahnya sedemikian kompleks, sehingga diperlukan sebuah usaha dan pemikiran yang menyeluruh. Diharapkannya dengan digelarnya temu ilmiah akan dapat menjawab tantangan tersebut dan ia siap membantu membentuk forum khusus untuk berdiskusi dengan para mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di negara-negara Eropa mengenai Green Economy. Wakil Direktur Utama BNI, Felia Salim dalam pidato ilmiahnya yang berjudul "A Pathway in Mainstreaming the Green Banking" meliat dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5.9 persen dan GDP Indonesia yang meningkat melebihi dua kali lipat dari tahun 2006 ke 2011. Hal ini juga seiring dengan meningkatnya kalangan Middle Class yang pada tahun 1999 hanya 25 juta jiwa dan tahun 2010 menjadi 146 juta jiwa. Secara Ekonomi, perkembangan pesat ini perlu diseimbangkan dengan penyesuaian kebijakan ujar wanita kelahiran Roma, Italia. Kebijakan yang dimaksud, adalah yang ramah lingkungan, apalagi Indonesia sudah berkomitmen untuk menurunkan Green House Gas efect sampai dengan 2020 sejumlah 26 persen (unilateral) atau 41 persen (unilateral dan international support). Kebijakan-kebijakan itu juga perlu disosialisasikan, seperti misalnya Tax Reduction Scheme on Renewable Energy Projects, Incentive to develop Hybrid Car dan lainnya. Tidak luput juga kebijakan mengenai perhutanan Indonesia yang saat ini penggodokannya dilakukan oleh UKP4 dalam program REDD (Reducing Emission from Deforestation & Forest Degradation Plus). Program lainnya dalam hal Green Banking adalah Green Mortage, yaitu cicilan rumah dalam kawasan bebas banjir, high voltage free dan memiliki waste management. Ini saat ini diminati masyarakat. Ini juga bukti Green Banking adalah sesuatu yang menguntungkan masyarakat, ujar Felia Salim. Dengan penduduk Indonesia di tahun 2010 sejumlah 238 juta jiwa dan pada tahun 2050 diperkirakan meningkat menjadi 316 juta jiwa, solusi terhadap berbagai masalah yang berpotensi muncul adalah penting. Apalagi di Indonesia masih terlokalisasi dengan GDP 57 persen diproduksi oleh Jawa sementara Jakarta saja 16 persen , itu adalah PR buat bangsa Indonesia yang diharapkan pelajar Indonesia saat ini turut mengerti dan berkontribusi, demikian Felia Salim. (*/sun)