Padang Aro, (Antara Sumbar) - Masyarakat dan pengunjung akan dilibatkan dalam pagelaran Festival Seribu Rumah Gadang di Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, dalam memeriahkan event balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2017.
Hartati, seniman/koreografer yang membantu pelaksanaan Festival Seribu Rumah Gadang di Padang Aro, Minggu (22/10), menjelaskan festival ini mencoba mengingatkan kembali apa yang dilakukan di masa lalu.
Untuk itulah, sebutnya dipilih tema "Manjapuik Nan Tatingga, Mangumpuan Nan Taserak, Mangambang Pusako Lamo" atau menjemput yang ketinggalan/tercecer, mengumpulkan yang tersebar tak terkoordinasi, menampilkan pusaka lama.
"Dengan keterlibatkan masyarakat dan pengunjung dalam festival tersebut akan membuat pagelaran itu serasa menghidupkan dan menyatukan pusaka lama itu ke kehidupan masyarakat sekarang," ujar dia.
Ia menjelaskan bahwa tradisi adat yang kental dalam kehidupan sehari-hari tempo dulu, yang paling mendasar adalah bergotong-royong dalam mewujudkan sebuah peristiwa adat.
"Semua peristiwa adat/tradisi terjadi atas partisipasi masyarakat. Bukan instruksi dari atas," ujarnya.
"Prinsip 'duduak samo randah, tagak samo tinggi, dan pemimpin ditinggikan sarantiang', itu menjadi acuan untuk festival ini," sebutnya.
Agar festival tersebut "hidup", Hartati mengatakan masyarakat dan wisatawan yang berada dan keluar-masuk di Kawasan Seribu Rumah Gadang harus memakai baju kuruang untuk wanita.
Sementara untuk kaum pria menggunakan "Taluak Balango", "Deta" dan asesoris keseharian lainnya.
"Bukan baju adat, baju baralek atau baju datuk dan sejenisnya," ujarnya.
Masyarakat, sebutnya bukan sebagai penonton, namun ikut langsung sebagai pelakunya dan melakonkan kehidupan keseharian di Kawasan Seribu Rumah Gadang.
"Bahkan Wisatawan yang datang, hadir atau menginap di Seribu Rumah Gadang, kita imbau serius untuk berpakaian yang sama seperti masyarakat di sana," ujarnya.
Pihak sekolah juga diminta partisipasinya utk mengirim siswanya ke kawasan Seribu Rumah Gadang di hari kedua festival. Untuk memberi kesempatan dan kesadaran bahwa nagari mereka akan menjadi kawasan wisata dan dekat dengan budayanya.
"Dan tentu saja nanti mereka akan menjadi bagian yg akan ikut mempromosikan nagarinya lewat media sosial," sebutnya.
Bupati Solok Selatan, H. Muzni Zakaria mengataka Festival Seribu Rumah Gadang digelara sebelum Tour de Singkarak (TdS) masuk ke Solok Selatan pada Rabu (22/11/17), sehingga momentumnya akan saling mendukung.
"Masyarakat kembali melakukan tradisi adatnya, kesenian masyarakat yang disebut pamenan anak mudo seperti Randai, Silat, Barabab, dll. Yang terkenal sangat kuat dulunya. Selalu bekerjasama dan bergotong royong dalam mewujudkan sebuah peristiwa adat," terangnya.
Festival tahun ini merupakan tahap pertama dari rangkaian festival serial untuk tahun-tahun berikutnya dan kali ini diarahkan langsung oleh Hartati, seorang Seniman/koreografer.
"Kita beruntung memiliki seniman/koreografer asal Solok Selatan, Hartati, yang ikut terjun langsung pulang kampung bolak balik untuk membangun dan mengembangkan konsep festival ini," sebutnya. (*)
Berita Terkait
Tangisan Netri tak terbendung, setelah terima rumah bantuan program TMMD dari Semen Padang
Jumat, 26 April 2024 20:12 Wib
Berkolaborasi dengan PPNP untuk EBT, Dirut Semen Padang resmikan rumah pembibitan kaliandramerah
Jumat, 26 April 2024 15:51 Wib
Resmikan Rumah SEMATA Padang Barat, Hendri Septa Dapat Pelukan Bahagia dari Rahmat
Jumat, 26 April 2024 7:36 Wib
Tuan rumah Qatar U-23 tersingkir usai kalah 2-4 dari Jepang U-23
Jumat, 26 April 2024 0:44 Wib
Gibran sambangi rumah dinas Wapres
Rabu, 24 April 2024 16:14 Wib
Presiden Joko Widodo shalatkan jenazah Mooryati Soedibyo di rumah duka
Rabu, 24 April 2024 14:07 Wib
Resmikan Bedah Rumah Program Semata, Hendri Septa Bacakan Alfatihah Untuk Almarhum Benny Zalukhu
Senin, 22 April 2024 17:30 Wib
Sawahlunto bergerak persiapkan diri jadi tuan rumah simposium internasional
Minggu, 21 April 2024 11:47 Wib