55.345 Pemudik Tiba di Bandara Minangkabau

id BIM

55.345 Pemudik Tiba di Bandara Minangkabau

Ilustrasi - Suasana di BIM Padangpariaman. (Antara)

Padangpariaman, (Antara Sumbar) - PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau di Padangpariaman, Sumatera Barat, mencatat 55.345 pemudik telah tiba di bandara tersebut sejak H-10 atau 15 Juni 2017 hingga H-3 atau 22 Juni 2017.

"Secara keseluruhan jumlah tersebut mengalami kenaikan 3,76 persen dibandingkan periode yang sama 2016 dengan jumlah kedatangan pemudik saat itu mencapai 53.340 orang," kata Humas PT Angkasa Pura II Bandara Internasional Minangkabau Fendrick Sondra di Padangpariaman, Jumat.

Sementara, lanjutnya, pada H-3 jumlah penumpang domestik yang tiba mencapai 8.682 orang menggunakan 44 penerbangan atau naik 18 persen dibandingkan 2016 yang hanya 7.379 penumpang.

Meski demikian, menurut dia, angka keberangkatan penumpang pada H-3 tetap tinggi mencapai 5.223 orang atau naik 24 persen dibandingkan 2016 yang hanya 4.197.

"Ini didominasi oleh para pekerja yang hendak pulang ke kampung halaman dengan daerah tujuan Pulau Jawa," kata dia.

Sementara pada H-2 atau 23 Juni 2017 sebanyak tujuh penerbangan akan menggunakan pesawat berbadan lebar jenis Airbus A330 dengan kapasitas penumpang mencapai 400 orang dan total yang tiba sekitar 10.000 pemudik, ujar dia.

Pada sisi lain, guna memaksimalkan layanan bagi pemudik mulai H-3 disiapkan personel tambahan dari internal untuk pelayanan dan tambahan dari TNI dan Polri untuk membantu pengamanan.

Selain itu, mengantisipasi puncak arus mudik, untuk pelayanan parkir kendaraan dan keluar masuk Bandara Internasional Minangkabau mulai mengoperasikan pintu parkir yang telah selesai pengerjaannya dan penggunaan jalan yang telah diperluas.

Tidak hanya itu untuk melayani pemudik disiapkan hiburan musik tradisional Minang yaitu talempong guna menyambut pemudik yang tiba di bandara.

"Mulai H-3 atau 22 Juni 2017 sampai H+3 atau 29 Juni 2017 kami menyiapkam hiburan musik talempong di area kedatangan penumpang dan selasar bandara," katanya.

Menurutnya penyediaan hiburan alat musik talempong merupakan salah satu bentuk pelayanan kepada pemudik yang pada umumnya adalah para perantau Minang yang hendak pulang ke kampung halaman.

Jadi begitu mendarat nuansa Ranah Minang sudah terasa saat mendengar hiburan talempong, ujar dia.

Ia mengatakan para pemain talempong akan membawakan lagu-lagu tradisional Minangkabau untuk mengingatkan kenangan pemudik akan kampung halaman.

Talempong merupakan alat musik pukul tradisional khas Minangkabau yang menyerupai bonang dalam perangkat gamelan. (*)