Warga Mengeluhkan Pengisian BBM Menggunakan Jeriken di SPBU

id BBM, Jeriken, SPBU, Agam

Warga Mengeluhkan Pengisian BBM Menggunakan Jeriken di  SPBU

Ilustrasi - Antrean di SPBU. (Antara Foto)

Lubukbasung, (Antara Sumbar) - Warga Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengeluhkan pembelian bahan bakar minyak jenis premium menggunakan jeriken di stasiun pengisian bahan bakar umum.

Salah seorang warga Lubukbasung, Jurnalis (47), Senin, mengatakan, warga yang mengisi BBM jenis premium di SPBU itu menggunakan jeriken cukup banyak hingga puluhan orang per hari.

"Ada sebagian mereka membeli premium menggunakan jeriken secara langsung dan ada juga mereka mengisi premium menggunakan sepeda motor sembari mengisi jeriken," katanya.

Selain mengisi jeriken, tambahnya, petugas SPBU juga mengisi premium ke mobil dan sepeda motor yang sudah dimodifikasi tangki BBM nya, sehingga mobil dan sepeda motor itu membeli premium dengan jumlah banyak sekitar Rp145 ribu per unit sepeda motor dan Rp860 ribu per unit mobil.

Ia mengakui jumlah sepeda motor dan mobil yang sudah dimodifikasi tangki BBM nya cukup banyak hingga belasan unit.

"Hal ini bisa dilihat dengan kesat mata saat membeli BBM di SPBU tersebut," katanya.

Dengan kondisi ini, antrean pengisian BBM di SPBU itu cukup panjang dan kondisi ini hampir terjadi satu bulan terakhir.

Warga lain Doni (29), menambahkan, Pemerintah Kabupaten Agam atau aparat kepolisian harus menindak tegas SPBU tersebut karena perbuatannya telah merugikan warga lain.

"Berikan sanksi sesuai dengan aturan yang ada," katanya.

Pengawas SPBU Gunung Sago Prima, Fadli, menambahkan, pihaknya sudah mencoba untuk melarang warga mengisi BBM menggunakan jeriken.

Selain itu, membuat edaran untuk tidak melayani pengisian jeriken diatas lima liter, pengisian mobil diatas Rp250 ribu dan pengisian sepeda motor diatas Rp50 ribu.

"Edaran ini telah kita tempel di lokasi SPBU. Namun masyarakat tetap membeli premium menggunakan jeriken dan kendaraan yang sudah dimodifikasi," katanya.

Ini disebabkan karena premium sangat murah dibandingkan BBM jenis lain, sehingga mereka tidak mau menganti dengan pertalite dan pertamax.

Dengan kondisi ini, pembelian premium cukup banyak setiap hari sehingga mengakibatkan antrean cukup panjang.

"Kita akan menerapkan edaran itu dalam mengatasi antrean cukup panjang," katanya.

Sekretaris Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Agam, Adrinal menambahkan pihaknya telah menegur pihak SPBU terkait pengisian premium menggunakan jeriken dua minggu lalu.

Namun SPBU tersebut masih melayani pengisian BBM menggunakan jeringen dan pihaknya akan menyurati SPBU itu.

"Pengisian BBM mengunakan jeriken itu diperbolehkan untuk kecamatan yang tidak memiliki SPBU. Tetapi pelayanan pengisian BBM menggunakan jeriken tersebut saat kendaraan sedang sepi," katanya.

Tempat terpisah, Kapolres Agam AKBP Ferry Suwandi menambahkan, pihaknya mengimbau SPBU untuk membatasi pengisian BBM dalam mengatasi antrean cukup panjang.

"Kita terus mengawasi pengisian BBM di SPBU itu," katanya. (*)