Aspek Indonesia: Gerakan Nontunai Tingkatkan Pengangguran

id Mirah Sumirat

Aspek Indonesia: Gerakan Nontunai Tingkatkan Pengangguran

Presiden Aspek, Mirah Sumirat. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat mengatakan Gerakan Nasional Nontunai (GNNT) atau "less cash society" yang dicanangkan Bank Indonesia sejak 2014 berdampak pada peningkatan jumlah pengangguran di Indonesia.

"Pekerja di sektor tertentu mulai terkena dampak dari kebijakan pemerintah ini, misalnya pekerja jalan tol dan perbankan," kata Mirah melalui pesan tertulisnya di Jakarta, Selasa.

Mirah mengatakan rencana pemerintah yang akan menerapkan sistem nontunai melalui gardu tol otomatis (GTO) di gardu tol di seluruh Indonesia berpotensi mengakibatkan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal terhadap pekerja jalan tol.

Begitu pula dengan kebijakan perbankan bergerak atau "mobile banking" dan "less cash society" yang menyebakan pekerja perbankan rentan dari PHK.

Karena itu, Mirah mengajak seluruh pekerja di Indonesia untuk bersikap kritis melihat permasalahan ketidakadilan dan ketimpangan ekonomi serta bergandengan tangan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

"Apa pun sebutan Anda, pekerja, buruh, karyawan, pegawai, selama masih menerima upah dan gaji, sesungguhnya adalah buruh. Sebagai sesama buruh, mari bergandeng tangan memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan," tuturnya.

Mirah mengajak golongan pekerja dan buruh untuk bersama-sama turun ke jalan dan mengepung Istana Kepresidenan pada Peringatan Hari Buruh Internasional 1 Mei 2017 atau kerap disebut "May Day".

Aksi tersebut untuk mengingatkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang selama tiga tahun memerintah masih belum berhasil menyelesaikan permasalahan ketimpangan di Indonesia. Bahkan, ketimpangan ekonomi di Indonesia semakin tinggi. (*)