Mocoa, (Antara Sumbar) - Keluarga dan regu penyelamat pada Minggu masih melakukan pencarian korban di bawah reruntuhan bangunan tertimbun lumpur akibat banjir dan longsor di Kolombia, yang menewaskan 254 orang, melukai ratusan lagi dan menghancurkan permukiman.
Aliran air di sejumlah sungai meluap di kota Mokoa pada Sabtu pagi. Akibatnya, air, lumpur dan tumpukan sampah membanjiri jalanan dan pemukiman saat penduduk setempat tertidur.
Relawan dan regu penyelamat menyatakan mengumpulkan 82 mayat di kota hilir, Villagarzon. Mereka mengatakan bahwa mayat masih terus berdatangan bersamaan dengan aliran sampah sungai.
"Kami harus menyelamatkan korban sendirian. Mungkin masih banyak yang datang," kata Wali kota Villagarzon, John Ever Calderon, kepada Reuters. Dia menambahkan bahwa kotanya tidak mempunyai peti mayat atau tempat menyimpan jenazah.
Banyak warga Mocoa masih terus mencari anggota keluarganya sampai dengan tengah malam, meski listrik di kota tersebut padam.
"Saya harus menemukan mereka, saya harus tahu apakah mereka terluka dan di mana mereka," kata Maria Lilia Tisoy (37), ibu yang mencari dua anak perempuannya, sambil meneteskan air mata.
"Jika pun mereka meninggal, semoga saya bisa menemukan mereka," kata dia.
Presiden Kolombia Juan Manuel Santos mengunjungi area banjir untuk kedua kalinya pada Minggu. Dia mengatakan bahwa layanan air pipa dan energi akan segera kembali berjalan secepatnya.
Santos meduga banjir terjadi karena perubahan iklim karena jumlah debit air akibat hujan di Mokoa selama sehari setara dengan hujan selama satu bulan pada waktu normal.
Hinga Minggu malam, pemerintah mengatakan bahwa 254 orang tewas akibat bencana tersebut sementara 200an orang lainnya terluka.
Sementara itu, lembaga penanganan bencana setempat mengatakan bahwa lebih dari 500 orang kini tinggal di tempat penampungan darurat, dan lembaga layanan sosial telah menolong 10 orang anak hilang untuk bertemu kembali dengan orang tua masing-masing.
Bencana pada Sabtu di Kolombia terjadi setelah banjir di Peru menewaskan lebih dari 100 orang dan menghancurkan infrastruktur setempat.
Banjir dan longsor terbesar di Kolombia terjadi pada 1985, saat 20.000 orang tewas. (*)
Berita Terkait
Pemprov Sumbar berduka pembersihan banjir lahar dingin telan kerban
Jumat, 26 April 2024 13:59 Wib
Paska bencana banjir, YBM PLN santuni Anak-Anak Panti Asuhan di Tarusan Pesisir Selatan
Selasa, 23 April 2024 16:58 Wib
Bupati Solok kunjungi langsung lokasi banjir di Talang Babungo
Selasa, 23 April 2024 5:17 Wib
Banjir terjang Pakistan dan Afghanistan, sedikitnya 168 orang tewas
Sabtu, 20 April 2024 18:35 Wib
Masyarakat terdampak banjir dapat diskon 50 Persen tagihan rekening air selama 2 Bulan
Kamis, 18 April 2024 17:00 Wib
Pemerintah salurkan 388 ton beras untuk tangani dampak banjir
Kamis, 18 April 2024 17:00 Wib
PDAM Tirta Langkisau terus upayakan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat banjir
Kamis, 18 April 2024 16:00 Wib
Pemprov Sumbar akan bangun cekdam antisipasi banjir lahar dingin
Kamis, 18 April 2024 9:14 Wib