Padang Aro, (Antara Sumbar) - Kepala Divisi Advisory Pengembangan Ekonomi Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumatera Barat, Bimo Epyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Kabupaten Solok Selatan cukup tinggi dengan rata-rata lima persen per tahun sejak 2010.
"Rata-rata pertumbuhan ekonomi Solok Selatan lima persen sejak 2010, bahkan pada 2012 dan 2013 di atas enam persen dan ini cukup tinggi," katanya ketika menghadiri Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TIPD) di Padang Aro, Rabu.
Dia menyebutkan sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi Solok Selatan adalah perkebunan, pertanian, dan pertambangan. Akan tetapi kata dia, sumbangan Solok Selatan untuk pertumbuhan ekonomi Sumbar hanya 2,3 persen.
"Pertumbuhan ekonomi Solok Selatan cukup tinggi, tetapi sumbangannya untuk perekonomian Sumbar hanya 2,3 persen dan cukup rendah dibandingkan daerah lainnya," kata dia.
Dia menjelaskan untuk 2016 perekonomian nasional menunjukkan perbaikan yang cukup bagus, tetapi untuk Sumbar sedikit berbeda karena tumbuh lebih rendah yaitu dari 5,52 pada 2015 menjadi 5,26 pada 2016.
Sektor yang mendorong pelemahan perekonomian Sumbar kata dia, adalah pertanian padahal sektor ini penunjang ekonomi dan penyerap tenaga kerja paling besar di provinsi ini.
Hal ini kata dia, terjadi karena faktor alih fungsi lahan, kondisi cuaca yang kurang kondusif pada 2016 serta serangan hama untuk beberapa komoditas.
"Yang paling mengkhawatirkan adalah alih fungsi lahan dan apabila terus berlanjut maka sektor pertanian akan terus melemah," ujarnya.
Sementara itu Bupati Solok Muzni Zakaria mengatakan, Solok Selatan memiliki Sumber Daya Alam yang cukup besar, tetapi belum termanfaatkan dengan baik.
"Kita ingin lebih baik lagi dan bisa memanfaatkan potensi yang ada supaya secepatnya bisa keluar dari status daerah tertinggal," ujarnya. (*)
Berita Terkait
BI ungkap tiga sektor asal Sumbar potensial kuasai pasar global
Senin, 29 April 2024 19:46 Wib
BI sebut KDEKS upaya Sumbar akselerasi pertumbuhan ekonomi syariah
Senin, 29 April 2024 19:02 Wib
BI Sumbar harap cinta Bangga Paham Rupiah masuk kurikulum di Mentawai
Selasa, 23 April 2024 16:02 Wib
Sepekan, harga BBM imbas Iran-Israel hingga langkah BI jaga rupiah
Minggu, 21 April 2024 8:36 Wib
Ekspedisi Rupiah Berdaulat bantu percepat pertumbuhan ekonomi Mentawai
Jumat, 19 April 2024 18:29 Wib
BI Sumbar mulai Eskpedisi Rupiah Berdaulat ke daerah terluar Indonesia
Jumat, 19 April 2024 14:06 Wib
BI Sumbar: Penguatan dolar juga beri dampak positif terhadap ekonomi
Kamis, 18 April 2024 15:57 Wib
BI sebut tekanan inflasi Sumbar turun setelah Lebaran
Kamis, 18 April 2024 9:13 Wib