Akibat Mobiler Kurang, 130 Siswa Belajar di Lantai

id Akibat Mobiler Kurang, 130 Siswa Belajar di Lantai

Lubukbasung, Sumbar, (ANTARA) - Sebanyak 130 dari 416 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat terpaksa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di lantai beralaskan tikar. Kepala SDN 05 Lubukbasung Tasri, Selasa, mengatakan proses belajar mengajar di lantai menggunakan tikar dan meja belajar kecil dilakukan setelah berkoordinasi dengan wali murid. "Sebelum kebijakan ini saya ambil, saya sudah berkoordinasi dengan wali murid agar PMB dilakukan tanpa menggunakan bangku dan meja belajar biasa," kata Tasri. Menurut dia, kekurangan mobiler ini setelah pembangunan empat ruang belajar yang dilakukan pada 2012 menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp448 juta, sehingga SDN 05 Lubukbasung memiliki 11 ruang belajar. Dengan kelebihan ruang belajar ini, siswa yang sebelumnya belajar siang meminta KBM dilakukan pagi hari namun kekurangan mobiler sebanyak 130 unit. Untuk menyikapi kekurangan ini, pihaknya telah berkoordinasi dengan komite sekolah untuk penambahan bangku dan meja belajar dan komite melakukan pengadaan bangku dan meja belajar sebanyak 40 unit. "Ini merupakan kesepakatan antara komite dengan wali murid," katanya. Selain itu, ia juga telah melaporkan kekurangan ini kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam. Kepala Bidang Pendidikan TK dan SD Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam Marjunis Habjet didampinggi Kasi Sarana Prasarana TK dan SD Hardoni mengatakan, dana pembangunan lokal belajar sebesar Rp448 juta ini tanpa pengadaan mobiler, sehingga lokal yang dibangun tersebut tanpa memiliki bangku dan meja belajar. Untuk itu, ia telah berkoordinasi dengan kepala sekolah agar mengembalikan KBM seperti biasa yaitu pagi dan siang hari, atau memanfaatkan dana komite untuk pengadaan bangku dan meja belajar dan meminjam pakai mobiler sekolah lain. "Saya akan berusaha untuk pinjam pakai mobiler SDN 63 Lubukbasung, karena sekolah tersebut mobilernya berlebih satu lokal," tambahnya. Ia menambahkan, dari 446 SD di Kabupaten Agam tidak ada kekurangan mobiler dan hanya butuh perbaikan karena banyak yang sudah rusak. (**/ari/sun)