Pengamat : Universitas Ketat Seleksi Mahasiswa Hadapi MEA

id Universitas Ketat Seleksi Mahasiswa Hadapi MEA

Pengamat : Universitas Ketat Seleksi Mahasiswa Hadapi MEA

SNMPTN ()

Padang, (AntaraSumbar) - Pengamat bidang pendidikan tinggi Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Ade Djulardi menilai universitas di Indonesia ketat melakukan seleksi mahasiswa masuk guna menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Seleksi ketat ini diperlukan untuk mahasiswa lokal untuk mendapatkan sumber daya potensial dan mahasiswa asing untuk menjaga identitas negara," kata dia di Padang, Sabtu.

Dia menyebutkan meski masih melalui penerimaan mahasiswa baru secara jalur undangan, tulis dan mandiri namun diharapkan pemerintah lebih ketat melakukan seleksinya.

Artinya yang masuk ke perguruan tinggi merupakan cikal bakal sumber daya berkompeten yang siap menjadi duta bangsa di dunia.

Menurutnya salah satu indikator keketatan seleksi ini katanya tidak hanya dalam bentuk prestasi saja, namun juga etika dan rasa nasionalisme berbangsa dan bernegara.

Hal ini tentunya dapat dilakukan dengan pengujian pengetahuan mengenai berbagai indikator negara seperti Pancasila, UUD 1945, lagu kebangsaan dan sebagainya.

Hal ini perlu dilakukan untuk membentuk suatu pertahanan saat era MEA yang kemungkinan mahasiswa asing akan banyak datang berkuliah di perguruan tinggi Indonesia, ujarnya.

Dengan mahasiswa yang berkompetensi dalam bidangnya ditambah keidealisan terhadap bangsa, tentunya akan membentuk suatu kekuatan untuk mempertahankan identitas bangsa.

Hal ini katanya, bisa dilakukan dengan sosialisasi intensif bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa.

"Mahasiswa asing yang masuk juga perlu diseleksi ketat, sebab dapat menjadi boomerang mengingat daya saingnya di atas rata-rata mahasiswa Indonesia," sebutnya.

Dalam hal ini, menurut dia bukan bertujuan mendiskreditkan mahasiswa asing, namun lebih mempertahankan kekayaan sumber daya lokal.

Artinya sudah sebaiknya universitas lebih memerioritaskan mahasiswa asal Indonesia dibanding mahasiswa asing. Dengan begitu universitas telah mempertahankan identitas bangsanya.

Sebab dengan masih lemahnya nasionalisme di negara kita, kehadiran mahasiswa asing tersebut justru menyebabkan inferioritas atau kalah bersaing di kalangan mahasiswa lokal yang mengakibatkan tidak berkembangnya mahasiswa lokal tersebut, tambahnya.

Sementara itu itu Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi melalui menteri Muhammad Nasir mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar rancangan utama sumber daya manusia pendidikan tinggi di Tanah Air.

Tujuannya membangun kompetensi sumber daya manusia di dunia pendidikan tinggi terutama menghadapi era MEA yang sudah mulai berjalan. (*)