Ibu Negara: PKK Ujung Tombak Pencegahan Kanker

id Ibu Negara: PKK Ujung Tombak Pencegahan Kanker

Jakarta, (Antara) - Ibu Negara Iriana Joko Widodo meminta tim penggerak pembinaan kesejahteraan keluarga (PKK) menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan program gerakan nasional pencegahan dan deteksi dini kanker pada perempuan indonesia selama lima tahun ke depan. "Harapan saya agar semua bisa bergerak cepat dalam kegiatan program ini," kata Iriana dalam sosialisasi Program Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia di Istana Negara Jakarta, Rabu. Ia menyebutkan PKK sebagai gerakan dari bawah sangat simultan dengan gerakan tersebut dan perkumpulan itu memiliki data yang riil dan detil. "Semua data benar-benar konkret, tidak hanya asal tulis, itu pengalaman selama saya menjadi Ketua tim penggerak PKK selama delapan tahun, dinas terkait biasanya minta data dari PKK," katanya. Ia menyebutkan Puskesmas juga berperan besar dalam sosialisasi gerakan itu. "Puskesmas di lingkungan saya, dulu juga selalu memberi penyuluhan dan pemeriksaan untuk ibu-ibu," katanya. Hadir dalam kegiata itu antara lain Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yambise, Menkes Nila Moeloek dan anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Kerja, dan Tim Penggerak PKK seluruh Indonesia. Menurut Iriana, saat ini banyak sekali ibu-ibu yang tidak mengetahui kesehatan organ wanita sehingga perlu Program Nasional Gerakan Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia. Pelaksanaan program tersebut selama lima tahun. "Saya harap selama lima tahun ini tidak hanya gebyar saja ya karena biasanya hanya satu kali gebyar, sesudah itu tidak ada lagi kelanjutannya," katanya. Ia berharap ada kerja sama erat antara Kemenkes, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Tim Penggerak PKK. Program Gerakan Nasional Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia itu akan berlangsung selama lima tahun di seluruh provinsi dan kabupaten-kota yang direncanakan pencanangannya pada peringatan Hari Kartini 21 April 2015 di Kulon Progo, DIY yang merupakan daerah dengan privalensi tertinggi penyakit kanker. Program tersebut dirancang oleh Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE). OASE merupakan perkumpulan para pendamping menteri dan unsur eksekutif lain yang bersifat nonprofit dan berbadan hukum yang bergerak di bidang pendidikan karakter, peningkatan kualitas keluarga dan sosial budaya. Kanker merupakan penyakit yang menimbulkan rasa sakit paling tinggi di mana dari total jenis kanker maka 47 persen dijumpai pada kanker serviks dan payudara. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang termasuk paling menderita karena masuk dalam kelompok negara berkembang yang memiliki privalensi 60-70 persen dari total penderita kanker dunia yang tumbuh hingga kecepatan 200-300 persen pada dekade mendatang. Bahkan pengeluaran negara Indonesia untuk penyakit itu termasuk tertinggi bersama kardiovaskuler dan hermodialisa. Untuk tahun 2012 sebesar Rp144,7 miliar dan tahun 2014 biaya BPJS meningkat menjadi Rp905 miliar. (*/jno)