UNDP: 94 Persen Orang Yaman Terpengaruh Konflik

id UNDP: 94 Persen Orang Yaman Terpengaruh Konflik

Sana'a, (Antara/Xinhua-OANA) - Program Pembangunan PBB (UNDP), Selasa (11/2), menyatakan Yaman terus menanggung dampak dari krisis 2011 dan konflik sebelumnya, termasuk perang antara militer dan gerilyawan Al Houthi. Di dalam satu laporan yang berjudul "multidimensional livelihoods assessmen in conlfict areas in Yemen", UNDP mengatakan setelah krisis 2011, jumlah orang yang terpengaruh oleh konflik naik jadi sebanyak 94 persen dari 29 persen pada 2010. Kehidupan telah memburuk sejak konflik secara langsung mempengaruhi aset negara dan warga, mendorong angka kemiskinan jadi sebesar 54 persen pada 2011 dan membuat sebanyak 60 persen penduduk di negeri itu --yang diperkirakan lebih dari 25 juta orang-- tanpa keamanan pangan pada 2013, kata laporan tersebut. Naresh Singh, penulis laporan itu, mengatakan konflik yang meningkat akibat kehadiran kelompok Al Houthi, Al Qaida dan Gerakan Selatan serta orang lain telah membuat kehidupan bertambah buruk dan angka pengangguran serta kemiskinan yang tersebar luas. "Jumlah orang yang terpengaruh oleh konflik itu naik akibat kurangnya dana. Campur tangan di daerah konflik pada saat ini sangat kecil dan bahkan belum mendekati angka minimum untuk membuat peningkatan," kata Singh, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Ia memberi perincian bahwa PBB telah mempersiapkan analisis menyeluruh mengenai segala jenis konflik di Yaman, termasuk yang berkaitan dengan Al Qaida, Gerakan Selatan, Al Houthi dan suku yang tak mau patuh sebagai bagian dari dukungannya untuk membantu Pemerintah Yaman dan lembaga internasional menyusun kebijakan dan prioritas yang lebih baik. "Konflik meningkat dan mewabah di seluruh negeri tersebut. Tak seorang pun lolos," katanya. Tantangan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Yaman Saad Ad-Deen bin Talib, yang menghadiri upacara peluncuran laporan itu, mengatakan Pemerintah Yaman tak bisa menangani dampak dari konflik sebab pemerintah telah menghadapi tantangan logistik dan keuangan. "Konflik dan masalah keamanan telah mempengaruhi semua sektor dan tercermin dalam pembangunan sosial yang lamban," katanya. Di dalam pernyataannya saat upacara itu, bin Talib berkata, "Masalah keamanan tercermin dalam kenyataan bahwa pasukan yang melindungi proyek energi menerima dua juta dolar AS per bulan. Jumlah sebanyak itu mengungkapkan dampak tak langsung dari konflik terhadap kehidupan di negeri ini." Sementara itu, seorang pejabat senior mengatakan pembangunan di negeri tersebut hampir beku. "Kementerian perencanaan pada 2012 mempersiapkan program pembangunan peralihan dua-tahun tapi cuma satu item dari isinya telah dicapai, yaitu dialog (antara pemerintah dan oposisi)," kata Suleiman Al-Qotaby, Asisten Wakil Menteri Perencanaan bagi Program Pembangunan. Laporan itu menilai dampak konflik pada kehidupan rumah tangga dan tingkat masyarakat di Gubernuran Amran, Hajja, Abyan dan Taiz. Kemiskinan di semua gubernuran itu, dalam beberapa kasus, mencapai 90 persen, katanya. Laporan tersebut menambahkan masalah sosial telah terlihat karena 80 persen dari konflik di Yaman adalah mengenai masalah air dan tanah. (*/sun)