10 objek wisata di Padang Pariaman terdampak akibat bencana alam

id kolam lubuk Nyarai, Ekowisata Nyarai, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat

10 objek wisata di Padang Pariaman terdampak akibat bencana alam

Pengunjung menikmati suasana asri dan air terjun di Lubuk Nyarai, hutan Gamaran, Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, Rabu (28/12/2022). Wisata petualangan Lubuk Nyarai yang dapat ditempuh dengan treking sejauh 5,5 kilometer tersebut menyajikan air terjun dan kolam alami yang terbentuk oleh fenomena breksi atau pusaran air yang menggerus dinding kolam selama ribuan tahin, sehingga membuat kolam terus membesar. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/foc.

Parik Malintang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat mencatat setidaknya 10 objek wisata yang tersebar di empat kecamatan di daerah itu terdampak bencana hidrometeorologi yang terjadi sekitar akhir November 2025 dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp30,8 miliar.

"Bencana yang terjadi beberapa pekan lalu berdampak besar bagi objek wisata di Padang Pariaman," kata Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Padang Pariaman, Anton Wira Tanjung di Parik Malintang, Rabu.

Ia mengatakan dampak tersebut tidak saja pada kondisi fisik objek wisata namun juga akses menuju lokasi yang rusak bahkan putus sehingga akan menyulitkan wisatawan untuk berkunjung.

Kondisi tersebut, lanjutnya juga akan mempengaruhi pendapatan ratusan pelaku wisata di Padang Pariaman mulai dari yang berprofesi sebagai pemandu wisata, pelaku usaha penginapan, penyedia jasa transportasi wisata, hingga pelaku usaha mikro kecil menengah di lokasi objek wisata.

Apalagi lokasi objek wisata tersebut berada di kawasan desa wisata yang warganya menggantungkan hidup dari sektor pariwisata.

Ia menyebutkan 10 objek wisata yang terdampak tersebut yaitu Ekowisata Nyarai dan Lestari Alam Rafting di Kecamatan Lubuk Alung, Air Terjun Lubuak Bonta dan Pemandian Rumah Putiah di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam,

Kemudian Air Terjun Pelangi, Air Terjun Batu Patah, Air Terjun Sipisang, dan Lubuak Talao di Kecamatan 2x11 Kayu Tanam, Pantai Baselona di Kecamatan Sungai Limau, serta Lubuak Jambu di Kecamatan V Koto.

Ia menjelaskan dampak terbesar yaitu di objek wisata yang ada di Lubuk Alung dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp24 miliar. Hal tersebut karena satu jembatan untuk menuju Ekowisata Nyarai ambruk sehingga akses masyarakat putus serta juga ada jalan yang amblas.

Kemudian kawasan Nyarai tergenang banjir, jalan traking beton terban, jalan traking lainnya rusak total, dan pondok istirahat menuju lokasi hancur.

Hal yang sama juga dialami oleh Lestari Alam Rafting karena selain jembatan, jalan menuju titik start rafting juga rusak berat.

Kerugian materiel terbesar berikutnya yaitu di 2x11 Kayu Tanam dengan kerugian diperkirakan mencapai Rp5,6 miliar. Besarnya angka kerugian tersebut karena akses menuju ke sejumlah destinasi wisata di daerah itu tertutup yang disebabkan satu jembatan ambruk dan jalan amblas satu titik.

Kemudian banjir di sekitar destinasi wisata, longsor menuju dan di lokasi wisata, jalan putus satu kilometer, penerangan putus empat kilometer, dan jaringan wifi putus.

Diketahui Pemkab Padang Pariaman sedang berupaya memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem yang terjadi pada 21 hingga 28 November 2025 dengan meminta bantuan pemerintah pusat.

Permintaan perbaikan infrastruktur tersebut karena akses menuju lokasi objek wisata yang terdampak tersebut juga merupakan akses utama masyarakat.

Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Padang Pariaman, Sumatera Barat menyusun proposal permohonan untuk memperbaiki infrastruktur yang rusak akibat bencana pasca-kunjungan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (1/12).

"Proposal ini nantinya akan kita sampaikan ke kementerian dan lembaga terkait untuk ditindaklanjuti serta menjadi program dan kegiatan mereka,” kata Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis di Parik Malintang.

Ia mengatakan saat kunjungan Presiden ke Padang Pariaman dirinya telah melaporkan secara langsung terkait kebencanaan dan dampaknya di daerah itu.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.