Padang (ANTARA) - Tim dosen Pengabdian kepada Masyarakat (PKM), bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Fakultas Pariwisata dan Perhotelan, Universitas Negeri Padang, membantu dan mendampingi meningkatkan soft skill dan hard skill Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Panjang Ketaping, di Nagari Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.
Tidak hanya Pokdarwis, tim pengabdian juga membantu mengembangkan industri kreatif dari UMKM Ketaping Saiyo.
"Nagari Ketaping merupakan salah satu wilayah prioritas Pemberdayaan Masyarakat oleh BEM (PM-BEM)," kata Ketua Tim Pengabdian, Indra Saputra, M.Pd, di Padang, Selasa.
Ia mengatakan pokdarwis merupakan mitra yang bersifat nonproduktif, dan UMKM sebagai mitra produktif.
Kedua mitra, lanjutnya menghadapi permasalahan mendasar dalam hal manajerial sumber daya manusia, pengelolaan destinasi, keterbatasan produk, serta kurangnya pengetahuan dan keterampilan memasarkan produk oleh-oleh khas nagari.
"Nagari Ketaping memiliki potensi ekonomi dan pariwisata yang besar, namun belum sepenuhnya dimaksimalkan. Berangkat dari permasalahan tersebut, tim BEM FPP melaksanakan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk sosialisasi, pelatihan, pendampingan, serta monitoring dan evaluasi," lanjutnya.
Ia menyebut kegiatan Pemberdayaan kepada Masyarakat di Nagari Ketaping, dilaksanakan sejak bulan September hingga Desember 2025 ini, dengan anggota: Dr. Kasmita, S.Pd, M.Si, dan Dr. Retnaningtyas Susanti, S.Ant., M.Sc.
"Kami mengucapkan terimakasih kepada Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, yang telah mendanai pelaksanaan kegiatan," katanya.
Kegiatan yang dilaksanakan mendapatkan sambutan dari Ketua pokdarwis serta Ketua UMKM, dan tentu saja dari Wali Nagari Ketaping, yang memberikan dukungan seperti tempat pelatihan, tenaga lapangan untuk membantu kegiatan, serta yang terpenting adalah sebagai jembatan antara kampus dan masyarakat.
Menurutnya keterbatasan anggaran yang dimiliki nagari untuk memberikan keterampilan lebih kepada masyarakat, menjadi latar belakang pemerintah nagari membuka pintu kerja sama dengan akademisi.
"Pemerintah nagari menyadari perlunya sinergi lintas sektor seperti yang terwujud hari ini antara pemerintah, BUMN, pelaku usaha, dan komunitas lokal kita, dapat menciptakan ekosistem yang kondusif untuk tumbuh dan berkembangnya UMKM," lanjutnya.
Kegiatan Pemberdayaan kepada Masyarakat (PM-BEM) ini, juga selaras dengan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDGs 1 (Tanpa Kemiskinan) melalui penguatan kapasitas ekonomi masyarakat pesisir.
Kemudian SDGs 4 (Pendidikan Berkualitas) lewat peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan kapasitas sumber daya manusia Pokdarwis dan UMKM. SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) dengan mendorong produktivitas, kewirausahaan, serta pengembangan industri kreatif lokal.
Selain itu, SDGs 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) melalui pengelolaan destinasi wisata berbasis masyarakat, serta SDGs 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) yang tercermin dari kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah nagari, pelaku UMKM, komunitas lokal, dan dukungan pendanaan dari pemerintah pusat dalam menciptakan ekosistem pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan dan inklusif.
