Polres Sawahlunto kawal kualitas dan distribusi Makan Bergizi Gratis di 24 sekolah

id Polres Sawahlunto,Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat

Polres Sawahlunto kawal kualitas dan distribusi Makan Bergizi Gratis di 24 sekolah

Tim dokkes Polres Sawahlunto turun melakukan food safety check di SPPG Santua Barangin Yayasan Kemala Bhayangkari untuk monitoring kondisi kandungan gizi dan kebersihan makanan MBG. (Antarasumbar/HO-dokumentasi Polres Sawahlunto)

Sawahlunto (ANTARA) - Polres Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat memastikan pendampingan dan pengawasan terhadap pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Sawahlunto untuk menjamin keamanan pangan, kualitas gizi, serta kelancaran distribusi makanan bagi siswa.

Wakapolres Sawahlunto Kompol Masri, di Sawahlunto, Senin menyatakan pengawasan dilakukan sejak awal operasional Sentra Persiapan Pemberian Gizi (SPPG) Santua Barangin Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Sawahlunto sejak dua bulan lalu, mengacu pada petunjuk teknis Badan Gizi Nasional (BGN) dan arahan Polri.

“Dokkes Polres rutin melakukan food safety check di SPPG untuk memastikan makanan yang sampai ke sekolah memenuhi standar kesehatan, kebersihan, dan gizi,” kata Masri.

Dia mengatakan evaluasi berkala dilakukan dengan memantau kepatuhan SOP, komposisi gizi, kebersihan dapur, serta peralatan makan, termasuk menindaklanjuti masukan dari pihak sekolah selaku penerima manfaat.

“Kami menerima dan mempertimbangkan saran dari berbagai sekolah terkait menu, ketepatan waktu pengantaran, lalu dibahas dalam evaluasi,” ujarnya.

Kapolres Sawahlunto melalui Waka Polres mengajak seluruh pihak teknis dan elemen masyarakat mendukung pelaksanaan MBG sebagai bagian dari program prioritas Presiden Prabowo untuk memperkuat kualitas SDM menuju Indonesia Emas 2045.

Sementara itu, Kepala SPPG Santua Barangin Kevin Ardian menyebut pihaknya memproduksi 3.457 porsi per hari untuk 24 sekolah, mulai TK hingga SMA sederajat.

Dia menjelaskan penerimaan bahan dilakukan pukul 14.00–21.00 WIB, dilanjutkan pemeriksaan petugas gizi dan relawan, proses pencucian pada sore hari, persiapan memasak mulai pukul 22.00 WIB, dan pemasakan pukul 00.00 hingga pagi hari.

“Distribusi mengantarkan ompreng MBG dilakukan tiga gelombang yaitu pertama untuk TK–SD, kedua SMP, dan ketiga SMA, lalu ompreng dijemput kembali setelah Dzuhur,” katanya.

Kevin menambahkan Dinas Kesehatan juga melakukan pemeriksaan berkala, sementara BGN memberi bimbingan teknis bagi penjamah makanan untuk memastikan standar higienitas, SOP produksi, dan tata kelola gizi terpenuhi.

Menurutnya, evaluasi bulan pertama menunjukkan perlunya penyesuaian ritme kerja karena sebagian relawan masih beradaptasi, namun kini proses produksi dinilai lebih stabil dan tepat waktu, dengan masukan sekolah terkait variasi menu dan ketepatan distribusi telah ditindaklanjuti sesuai pedoman gizi.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.