Sawahlunto (ANTARA) - Wali Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat Riyanda Putra meminta seluruh aparatur sipil negara (ASN) untuk meningkatkan kemampuan adaptasi dan efektivitas kerja menghadapi kondisi APBD 2026 yang dikategorikan sebagai “survival budget”.
Wali Kota Riyanda menyebut kondisi tersebut muncul akibat pengetatan fiskal nasional yang berdampak pada penurunan transfer ke daerah sehingga kemampuan belanja pemerintah kota harus diarahkan secara lebih selektif dan prioritas.
“Dalam situasi survival budget, kita membutuhkan ASN yang mampu menyesuaikan pola kerja, fokus pada output, dan kreatif mencari solusi layanan publik meskipun dengan anggaran yang terbatas,” kata Wali Kota Riyanda di Sawahlunto, Sabtu.
Ia menekankan bahwa kemampuan adaptasi menjadi kunci kinerja ASN karena pemerintah daerah harus memastikan pelayanan publik tetap berjalan baik di tengah ruang fiskal yang menyempit.
Wali Kota menjelaskan bahwa dalam struktur APBD 2026 akan dilakukan efisiensi pada sejumlah pos belanja sehingga perangkat daerah diminta mengoptimalkan program dengan pendekatan kolaborasi, inovasi, dan pemanfaatan teknologi.
“ASN harus bekerja dengan orientasi hasil. Setiap kegiatan wajib menunjukkan manfaat langsung bagi masyarakat,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa prinsip adaptif ini harus disertai disiplin dan integritas, terutama dalam merencanakan kegiatan yang realistis dan sesuai kebutuhan prioritas daerah.
Sekaitan dengan hal itu, dia meminta seluruh pimpinan perangkat daerah melakukan pemetaan ulang terhadap program 2026 untuk memastikan efisiensi belanja tidak mengurangi kualitas layanan publik.
Wali Kota menilai penguatan adaptasi ASN penting untuk menjaga stabilitas pelayanan kepada masyarakat serta menjaga momentum pembangunan kota di tengah tekanan anggaran.
“Ini bukan hanya tentang menghemat anggaran, tetapi bagaimana memastikan ASN tetap memberi kinerja terbaik meskipun dalam kondisi fiskal yang menantang,” kata dia.
