Saw (ANTARA) - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, mencatat skor Indeks Zakat Nasional (IZN) 2024 sebesar 0,61 atau masuk kategori bertumbuh, menandai peningkatan pengelolaan zakat yang lebih transparan, akuntabel, dan produktif di daerah itu.
Ketua BAZNAS Sawahlunto Edrizon Effendi, di Sawahlunto, Senin, mengatakan capaian tersebut menunjukkan efektivitas sinergi antara amil zakat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam memperkuat peran zakat sebagai instrumen pemberdayaan ekonomi umat.
“Skor ini menandakan bahwa tata kelola zakat di Sawahlunto telah memenuhi sebagian besar indikator transparansi, tata kelola kelembagaan, serta penyaluran zakat yang tepat sasaran. Kami terus berkomitmen agar zakat di Sawahlunto tidak sekadar bersifat konsumtif, tapi juga produktif untuk pengentasan kemiskinan,” kata Edrizon.
Ia menyebut skor IZN tersebut merupakan hasil penilaian dari BAZNAS RI yang mengukur aspek kelembagaan, dampak penyaluran zakat, dan kolaborasi dengan pemerintah daerah. Dari seluruh kabupaten/kota di Sumatera Barat, Sawahlunto termasuk daerah yang mengalami kenaikan signifikan dalam tiga tahun terakhir.
“Faktor utama peningkatan nilai IZN adalah efektivitas program zakat produktif yang kami salurkan kepada pelaku UMKM binaan, penguatan data mustahik, dan sistem pelaporan berbasis digital,” ujarnya.
Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra menyampaikan apresiasi atas capaian tersebut dan menegaskan dukungan pemerintah daerah untuk memperluas dampak zakat terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Zakat harus menjadi bagian dari ekosistem ekonomi daerah. Kami arahkan agar program BAZNAS bisa bersinergi dengan kebijakan Pemko seperti pemberdayaan UMKM, ketahanan pangan keluarga, dan pengentasan kemiskinan ekstrem,” kata Riyanda.
Ia menambahkan bahwa Pemerintah Kota Sawahlunto terus mendorong kolaborasi lintas sektor agar pemanfaatan dana zakat lebih strategis, terutama dalam mendukung masyarakat rentan dan pembiayaan sosial produktif.
Capaian IZN 0,61 kategori bertumbuh itu juga sejalan dengan target nasional yang ditetapkan BAZNAS RI untuk mendorong pengelolaan zakat daerah menuju kategori maju pada 2026, dengan fokus pada digitalisasi, efektivitas penyaluran, dan transparansi kelembagaan.
Berdasarkan data BAZNAS RI, rata-rata skor IZN nasional pada 2024 berada di angka 0,59, sementara rata-rata provinsi Sumatera Barat mencapai 0,60, sehingga Sawahlunto berada di atas rata-rata nasional maupun provinsi.
Edrizon menambahkan bahwa ke depan BAZNAS Sawahlunto akan memperkuat sistem database mustahik, memperluas kanal zakat digital, dan mengembangkan program pemberdayaan seperti Rumah Produktif Sawahlunto yang mengintegrasikan pelatihan keterampilan dan bantuan permodalan mikro.
“Dengan digitalisasi dan sinergi multipihak, kita harapkan zakat semakin dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas dan menjadi solusi nyata mengatasi kemiskinan,” kata dia menegaskan.
Capaian ini sekaligus mendukung arah kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang menekankan optimalisasi peran lembaga sosial keagamaan, seperti BAZNAS, dalam membangun kesejahteraan masyarakat berbasis kemandirian ekonomi dan gotong royong.
