Pemkot Payakumbuh dan masyarakat Nagari Limbukan gelar kegiatan Satu Nagari Satu Event

id Pemkot Payakumbuh, Satu Nagari Satu Event di Nagari Limbukan. ,prosesi Bamamak

Pemkot Payakumbuh dan masyarakat Nagari Limbukan gelar kegiatan Satu Nagari Satu Event

Pelaksanaan Satu Nagari Satu Event di Nagari Limbukan. Antara/HO-Pemkot Payakumbuh

Payakumbuh (ANTARA) - Pemerintah Kota Payakumbuh bersama masyarakat Kenagarian Limbukan menggelar kegiatan “Satu Nagari Satu Event” di halaman Balai Adat KAN Limbukan, Minggu (03/08).

Wakil Wali Kota Payakumbuh Elzadaswarman mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dan upaya pelestarian budaya lokal serta penguatan jalinan sosial antar masyarakat.

“Tema ‘Bamamak’ memiliki makna mendalam dalam menggambarkan kearifan adat dan budaya kita. Ini adalah cerminan luhur tatanan sosial yang diwariskan oleh para pendahulu kita,” katanya.

Kegiatan tahun kedua ini mengangkat tema “Bamamak” atau “Manyanda” atau “Malakok”, yang merefleksikan filosofi adat Minangkabau terbuka bagi masyarakat pendatang yang menetap di suatu Nagari.

Ketika seseorang yang berasal dari luar Nagari Limbukan hendak menetap di nagari Limbukan, maka dianjurkan kepada yang bersangkutan untuk “Mencari Mamak” kepada Niniak Mamak/Penghulu yang ada di Nagari tersebut sehingga terbentuklah tali silaturrahim antara warga asli yang sudah lama menetap dengan warga pendatang yang baru menetap.

Elzadaswarman menjelaskan bahwa filosofi “Bamamak” menunjukkan pentingnya peran mamak (paman dari pihak ibu) dalam membimbing keponakan dalam kehidupan adat Minangkabau.

“Sebagaimana pepatah: anak dipangku, kamanakan dibimbiang, urang kampuang dipatenggangkan, ini adalah landasan sosial yang memperkuat identitas kolektif kita sebagai masyarakat Minangkabau,” ucapnya.

Pria yang akrab disapa Om Zet itu juga mengapresiasi panitia dan seluruh warga yang telah berpartisipasi aktif dalam menyukseskan acara.

Ia berharap kegiatan ini tidak hanya menjadi seremoni tahunan, tetapi juga menjadi sarana pembinaan generasi muda dalam menjaga nilai-nilai adat dan budaya.

“Harapan kita, kegiatan ini bisa terus dikembangkan dan memperkuat identitas nagari dan memperluas ruang promosi budaya lokal Payakumbuh,” tutupnya.

Sementara itu, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Kota Payakumbuh YB. Dt. Parmato Alam, mengharapkan kegiatan ini dapat menghidupkan kembali adat istiadat di tengah masyarakat.

“Melalui kegiatan ini, kita ingin membangkitkan kembali kelestarian adat salingka nagari di 10 nagari yang ada di Payakumbuh. Yang dilandasi falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah,” katanya.

Untuk Bamamak dijelaskan Ketua KAN Limbukan, PB Dt. Mogek Bosa Nan Hitam, bahwa prosesi adat Bamamak di Nagari Limbukan adalah prosesi bergabungnya warga pendatang ke salah satu kelompok Suku/Kaum yang dipimpin oleh seorang Mamak di Nagari Limbukan.

Prosesi Bamamak ini terbagi 2 yaitu Manyanda dan Malakok. Sebagai langkah awal, warga pendatang dapat menempuh prosesi Manyanda, yang mana prosesi ini tidaklah sulit dan rumit.

Warga pendatang tinggal mencari Mamak tempat “Manyanda”, kemudian meminta persetujuan dari Mamak tersebut dan terakhir mengadakan jamuan sederhana dengan singgang ayam, sudah bisa diterima sebagai kamanakan dari Mamak tersebut.

Salah satu keuntungan bagi orang yang melaksanakan prosesi Bamamak adalah jika terdapat permasalahan pada kemenakan tersebut, Mamak tempatnya “Manyanda” sudah dapat membantu menyelesaikan, tidak perlu repot-repot menjemput Mamak dari kampung asalnya.

“Dengan melestarikan tradisi adat Bamamak ini, maka akan terjalinlah tali silaturrahim antara warga asli dengan warga pendatang sehingga terciptalah hubungan yang harmonis ditengah-tengah masyarakat,” jelasnya.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.