Pariaman (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Pariaman, Sumatera Barat mewacanakan membangun fasilitas rehabilitasi bagi pecandu narkotika di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Sadikin karena menilai penanganan dan pelayanan rehabilitasi medis bagi penyalahguna narkotika di daerah setempat masih rendah.
"Kota Pariaman berencana membangun fasilitas dan tempat rehabilitasi yang sifatnya sementara bagi penyalahguna narkotika di Rumah Sakit dr. Sadikin, dan tentunya cita-cita kami ini bisa menjadi permanen," kata Wali Kota Pariaman Yota Balad di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan penanganan dan pelayanan rehabilitasi medis bagi penyalahguna narkotika di daerah itu masih rendah karena kurangnya fasilitas atau sarana prasarana dan SDM.
Selain tempat rehabilitasi medis narkotika, lanjutnya program-program dan kegiatan layanan rehabilitasi yang efektif dalam pemulihan penyalahgunaan juga minim.
Kondisi tersebut, lanjutnya menjadikan tingginya pelaku penyalahgunaan narkotika di Pariaman bahkan hampir 60 persen warga binaan Lapas Klas IIB Pariaman dihuni oleh pelaku penyalahgunaan barang haram itu.
"Ini tentu menjadi permasalahan karena akhirnya Lapas 'over capacity' (kelebihan kapasitas) dari daya tampung yang seharusnya, apalagi Kota Pariaman belum mempunyai tempat rehabilitasi memadai,” katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya pihaknya pada Selasa kemarin mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jawa Barat untuk berkonsultasi terkait wacana tersebut.
"Kunjungan tersebut juga bertujuan untuk melihat langsung kondisi fasilitas sarana prasarana rehabilitasi dan proses dan program efektif yang dilakukan dalam menangani para pecandu narkotika,” ujarnya.
Ia menyampaikan rencananya program rehabilitasi bagi para pecandu narkotika yang ada di BNN itu akan diterapkan di Pariaman sehingga diharapkan daerah itu bisa bebas dari pengaruh barang haram itu.
Ia menambahkan kunjungan Pemkot Pariaman disambut baik oleh Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN, dr. Elvina Katerin Sahusilawane.