Padang (ANTARA) - Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) akan menggelar Pekan Nan Tumpah pada 6-12 Juli 2025 yang akan menampilkan berbagai pertunjukan kesenian di Sumatera Barat.
Direktur Festival Pekan Nan Tumpah 2025, Mahatma Muhammad, menjelaskan bahwa orientasi penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2025 adalah memperluas peran seni dalam menghadapi tantangan kontemporer melalui kolaborasi lintas disiplin dan manajemen yang lebih partisipatif.
"KSNT menggandeng dan memberikan ruang bagi komunitas, seniman, dan pelaku budaya untuk mengeksplorasi batasan disiplin seni mereka, berkolaborasi dengan sesama seniman maupun pelaku dari disiplin lain, dan terlibat dengan masyarakat secara mendalam," katanya di Padang, Selasa.
Dalam penyelenggaraan Pekan Nan Tumpah 2015 Komunitas Seni Nan Tumpah menggandeng Angelique Maria Cuaca, Nessya Fitryona, dan Jumaidil Firdaus sebagai kurator. Yusuf Fadly Aser selaku direktur artistik. Dan Nasrul Azwar sebagai supervisor.
Manajer program KNST Fajry Chaniago menambahkan, Pekan Nan Tumpah 2025 memiliki beberapa rangkaian kegiatan prafestival dan itu sudah dimulai sejak Maret dengan beberapa kegiatan, di antaranya penerbitan Panggilan Terbuka Sekolah Tujuan Nan Tumpah Masuk Sekolah (NTMS) 2025.
Panggilan terbuka itu untuk menjaring sekolah-sekolah yang bersedia bekerjasama dengan KSNT dalam pelaksanaan NTMS 2025.
“Kami mencari 14 (empat belas) sekolah menengah di Sumatera Barat yang akan menjadi sekolah tujuan NTMS 2025. Informasi panggilan terbuka ini bisa diakses di website Komunitas Seni Nan Tumpah,” ujar Fajry.
Selain itu juga ada Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) Pekan Nan Tumpah 2025 yang juga menjadi bagian dari prafestival.
Lebih lanjut Fajry menjelaskan, Prafestival Pekan Nan Tumpah 2025 tidak hanya berhenti pada Nan Tumpah Masuk Sekolah dan Diskusi Kelompok Terpumpun saja, namun akan ada seminar membaca ekosistem seni di Sumatera Barat yakni Nan Tumpah Akhir Pekan yang merupakan program pelatihan penguatan SDM pengkarya dan pengelola seni, dan Ke Rumah Nan Tumpah masuk sekolah yang merupakan program pemberdayaan kesenian tradisional Minangkabau sebagai dasar penciptaan karya seni kontemporer. (*)