Rektor Unand dorong mahasiswa KKN optimalkan program ketahanan pangan

id ketahanan pangan,mahasiswa kkn unand,universitas andalas,efa yonnedi,rektor unand,pengolahan sampah

Rektor Unand dorong mahasiswa KKN optimalkan program ketahanan pangan

Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi diwawancarai di Padang, Rabu (5/2/2025). (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi mendorong mahasiswa yang menjalani kuliah kerja nyata (KKN) untuk fokus dan mengoptimalkan implementasi program ketahanan pangan serta pengolahan sampah organik di masyarakat.

"Pengelolaan sampah organik dan ketahanan pangan merupakan fokus studi di Unand sehingga ini sangat relevan untuk dikembangkan mahasiswa KKN di setiap nagari atau desa," kata dia di Padang, Rabu.

Salah satu implementasi program ketahanan pangan dan pengolahan sampah organik dilakukan oleh mahasiswa KKN Unand di Nagari Lubuk Basung dan Nagari Kampung Pinang, Kabupaten Agam.

Di lokasi KKN tersebut mahasiswa mempresentasikan berbagai inovasi yang dikerjakan di antaranya pembuatan biobriket, bioethanol dari bonggol jagung, pengolahan biji jagung menjadi tepung dan pakan unggas serta pembuatan teh gaharu.

Program unggulan lainnya, yakni pengolahan limbah jagung menggunakan alat untuk bahan fermentasi kompos yang berpotensi meningkatkan hasil pertanian serta menjadi solusi permasalahan sampah.

Wali Nagari (Kepala Desa) Lubuk Basung Ira Darma Putra mengatakan wilayah tersebut memiliki potensi besar untuk mendukung program ketahanan pangan nasional.

"Kami berharap kehadiran mahasiswa KKN Unand dapat membantu memecahkan masalah pengelolaan lahan karena masih banyak lahan pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal," ujar dia.

Dia mengatakan program ketahanan pangan dan pengolahan sampah organik yang digagas Unand sejalan dengan potensi daerah itu.

Apalagi, ujarnya, saat ini daerah setempat sedang mengembangkan Badan Usaha Milik Nagari (BUMNag) yang fokus pada pengolahan sampah organik.

"BUMNag ini lahir dari keresahan masyarakat tentang penggunaan pupuk kimia yang semakin berdampak negatif terhadap lingkungan," ujar dia.