Ari Ginanjar : Haji Adalah Ibadah Perbaiki Moral

id Ari Ginanjar : Haji Adalah Ibadah Perbaiki Moral

Arafah, (Antara) - Ibadah haji merupakan ibadah untuk memperbaiki moral, kata pendiri ESQ Leadership Centre, Ari Ginanjar di Arafah,Arab Saudi Minggu (13/10) malam. "Haji akan memperbaiki moral dan karakter manusia jika kita memahami makna setiap rukun-rukunnya," kata Ari Ginanjar saat memberikan tausiyah usai shalat Magrib berjamaah. Menurut Ari, tanpa memaknai itu maka sulit untuk mencetak manusia yang berkarakter. "Setiap tahun Indonesia mengirim 200 ribu lebih calon haji, namun hasilnya belum mampu untuk memperbaiki kriris moral bangsa," katanya. Makna yang terkandung antara lain menggunakan pakaian ihram sebagai cerminan bahwa manusia harus menyucikan diri sebelum bertemu di Arafah. "Merasakan kehadiran Allah di Padang Arafah harus dengan hati yang bersih," katanya. Memungut batu kerikil Musdalifah sebagai gambaran bahwa manusia harus memungut semua kepentingan yang selama ini membelenggu manusia. "Melempar jumroh adalah gambaran bahwa kita berani membuang kepentingan-kepentingan itu sehingga manusia hanya mengharap ridhlo Allah dalam semua aktifitas kehidupan," katanya. Kalau saja, semua pegawai negeri sipil membuang semua kepentingan pribadi dan golongannya maka Indonesia bisa menjadi negara besar. Setelah melontar jumroh urutan berikut dari prosesi haji adalah tawaf ifadah yang merupakan gambaran bahwa manusia akan hidup mengglobal dan berbaur dengan segala macam suku bangsa. Dan terakhir adalah sai sebagai gambaran manusia harus bekerja untuk mencapai tujuannya dan Allah akan menentukan rezekinya. "Urut-urutan inilah yang harus tertib, jangan sampai urutan sai Ari. Ia menilai ketidakaturan urutan inilah yang terjadi di Imdonesia, dimana kerja untuk pertumbuhan ekonomi tidak diimbangi dengan perbaikan moral untuk menghilangkan semua kepentingan yang melekat pada diri manusia Indonesia. Ikut serta dalam shalat berjamaah itu Amirul Haj Suryadarma Ali , Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kemenag Anggito Abimanyu serta sejumlah anggota Komisi VIII DPR. (*/sun)