Teater Bunga Padi pentaskan karyanya di tepi pantai Padang

id Taman budaya, festival teater, bunga padi

Teater Bunga Padi pentaskan karyanya di tepi pantai Padang

Kelompok Teater Bunga Padi mementaskan karya Wisran Hadi berjudul Kau Tunggu Siapa, Nilo, di pelataran Gedung Kebudayaan Sumatera Barat di Padang, Sabtu (9/11/2024). (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Padang (ANTARA) - Teater Bunga Padi mementaskan karyanya di ruang terbuka tepatnya di pelataran Gedung Kebudayaan Sumatera Barat yang berada di tepi pantai Padang.

"Peserta memang dibebaskan untuk menggunakan ruang dan tempat di sekitaran Gedung Kebudayaan, sesuai tema yang diusung yakni Merespon Ruang Bebas," kata Kasi Produksi dan Kreasi Seni Budaya UPTD Taman Budaya Sumatera Barat Ade Efdira di Padang, Sabtu.

Karena itu, Teater Bunga Padi memilih di pelataran gedung dengan pentas terbuka mementaskan karya Wisran Hadi berjudul Kau Tunggu Siapa, Nilo.

Naskah Kau Tunggu Siapa Nilo pernah difilmkan oleh TVRI dan ditayangkan di seluruh daerah di Indonesia.

Naskah drama ini menceritakan kehidupan masyarakat pesisir pantai yang merasa terganggu dengan kehadiran seorang gadis bernama Nilonali.

Gadis yang setia menunggu kekasihnya di tepi pantai tersebut mereka anggap sebagai pembawa sial dan malapetaka bagi kehidupan mereka, karena setiap pemuda yang dijodohkan dengan Nilonali akan mati tenggelam di lautan.

Naskah ini mengangkat masalah mengenai pentingnya peran perempuan di Minangkabau yang sering disepelekan oleh masyarakat, terutama generasi muda Minangkabau dewasa ini yang cenderung tidak peduli akan keberlangsungan kaumnya.

Meskipun suara pelakon terhimpit oleh suara kendaraan dan ombak, namun penonton tetap duduk menyaksikan pementasan tersebut.

Teater Bunga Padi juga menampilkan penerjemah bahasa isyarat bagi disabilitas maupun bagi penonton yang mengerti bahasa itu.

Selain Teater Bunga Padi, kelompok lain yang juga memanfaatkan tema Merespon Ruang Bebas adalah Teater Langkah dengan karya Orang-orang Setia yang dipentaskan di gedung zona B yang masih belum selesai. (*)