Menbud dorong mahasiswa ISI Padangpanjang mengangkat karya dari cerita lokal bernilai estetik tinggi
Padangpanjang (ANTARA) - Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon mendorong para mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, Sumatera Barat untuk mengangkat karya-karya seni budaya dari cerita lokal yang punya nilai estetik tinggi.
Karya seni bernilai estetik tinggi dan unik dihasilkan akan mendapatkan apresiasi secara luas hingga dunia internasional, kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara kuliah umum di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, pada 30 Oktober 2024.
Menurut dia, potensi dan peluang tersebut sangat besar dan terbuka sekali, apalagi dengan kemajuan dan transformasi digital saat ini.
Misalnya saja di Sumbar itu, ada cerita legenda banyak sekali di antaranya Batu Malin Kundang, cerita Siti Nurbaya yang kalau diangkat menjadi film maka akan sangat menarik.
Begitu juga dengan seni silat yang ada di Sumatera Barat, punya keunikan tersendiri karena banyak ragam dan namanya berbeda di setiap nagari (desa adat, red).
"Kalau kita praktek kepada nilai-nilai budaya lokal, banyak cerita-cerita yang bisa diangkat ketingkat nasional dan bahkan ke level dunia. Bila dikemas dengan imajinasi kuat tetap bisa menjadi cerita yang hidup,"katanya.
Ia menyebutkan, masih ingat baru-baru ini diangkat lagi film seperti "Di Bawah Lindungan Ka'bah" oleh Hamka, dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk" ternyata itu mendapatkan audience yang lumayan.
Bagaimana dengan sekarang ini, mahasiswa ISI Padangpanjang bisa mengangkat cerita atau leganda yang ada di Sumatera Barat, serta daerah lainnya.
Fadli Zon optimis mahasiswa ISI mampu, tentu bisa mencari berbagai informasi, dan memang harus mencari contoh-contoh yang terbaik. Kalau misalnya di bidang film, mesti banyak nonton film asli dan membandingkan dengan cerita-cerita filmnya.
Dari sana akan bisa melihat dan belajar, kata dia, sebab banyak sutradara yang hebat karena imajinasinya kuat, dan mungkin inilah yang perlu ditingkatkan kapasitas ke depan melalui pelatihan-pelatihanlebih banyak lagi.
"Kita akan mendorong menciptakan lebih besar lagi ekosistem di dunia seni budaya termasuk film, musik, seni rupa seni, pertunjukan tradisi dan lain-lain,"katanya.
Menbud mendorong mahasiswa ISI memanfaatkan transformasi yang ada saat ini untuk sebagai wadah menampilkan dan channel distribusi karya agar diketahui secara luas.
"Kita lihat platform seperti instagram, tiktok dan media sosial lainnya bisa publis karya karya disana. Kita lihat termasuk misalnya karya-karya film pendek, jadi begitu besar peluang-peluang yang ada. Bagaimana ke depan kita bisa menciptakan atau yang terbaik pencapaian estetik,"katanya*
Karya seni bernilai estetik tinggi dan unik dihasilkan akan mendapatkan apresiasi secara luas hingga dunia internasional, kata Menteri Kebudayaan Fadli Zon pada acara kuliah umum di Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang, pada 30 Oktober 2024.
Menurut dia, potensi dan peluang tersebut sangat besar dan terbuka sekali, apalagi dengan kemajuan dan transformasi digital saat ini.
Misalnya saja di Sumbar itu, ada cerita legenda banyak sekali di antaranya Batu Malin Kundang, cerita Siti Nurbaya yang kalau diangkat menjadi film maka akan sangat menarik.
Begitu juga dengan seni silat yang ada di Sumatera Barat, punya keunikan tersendiri karena banyak ragam dan namanya berbeda di setiap nagari (desa adat, red).
"Kalau kita praktek kepada nilai-nilai budaya lokal, banyak cerita-cerita yang bisa diangkat ketingkat nasional dan bahkan ke level dunia. Bila dikemas dengan imajinasi kuat tetap bisa menjadi cerita yang hidup,"katanya.
Ia menyebutkan, masih ingat baru-baru ini diangkat lagi film seperti "Di Bawah Lindungan Ka'bah" oleh Hamka, dan "Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk" ternyata itu mendapatkan audience yang lumayan.
Bagaimana dengan sekarang ini, mahasiswa ISI Padangpanjang bisa mengangkat cerita atau leganda yang ada di Sumatera Barat, serta daerah lainnya.
Fadli Zon optimis mahasiswa ISI mampu, tentu bisa mencari berbagai informasi, dan memang harus mencari contoh-contoh yang terbaik. Kalau misalnya di bidang film, mesti banyak nonton film asli dan membandingkan dengan cerita-cerita filmnya.
Dari sana akan bisa melihat dan belajar, kata dia, sebab banyak sutradara yang hebat karena imajinasinya kuat, dan mungkin inilah yang perlu ditingkatkan kapasitas ke depan melalui pelatihan-pelatihanlebih banyak lagi.
"Kita akan mendorong menciptakan lebih besar lagi ekosistem di dunia seni budaya termasuk film, musik, seni rupa seni, pertunjukan tradisi dan lain-lain,"katanya.
Menbud mendorong mahasiswa ISI memanfaatkan transformasi yang ada saat ini untuk sebagai wadah menampilkan dan channel distribusi karya agar diketahui secara luas.
"Kita lihat platform seperti instagram, tiktok dan media sosial lainnya bisa publis karya karya disana. Kita lihat termasuk misalnya karya-karya film pendek, jadi begitu besar peluang-peluang yang ada. Bagaimana ke depan kita bisa menciptakan atau yang terbaik pencapaian estetik,"katanya*