Pemkab: Dibutuhkan kelompok siaga bencana di tiap nagari Pasaman Barat

id Kelomp siaga bencana

Pemkab: Dibutuhkan kelompok siaga bencana di tiap nagari Pasaman Barat

Salah satu pantai di Sikabau Kecamatan Koto Balingka Pasaman Barat. Pemkab setempat terus berupaya membentuk kelompok siaga bencana dan mengusulkan pembangunan selter tsunami di wilayah pesisir. (ANTARA/Altas Maulana)

Simpang Empat,- (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menilai kelompok siaga bencana di setiap nagari atau desa sangat dibutuhkan dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana di daerah itu.

"Saat ini kita terus berkoordinasi dengan nagari agar menyediakan anggaran untuk mitigasi bencana dan penanggulangannya. Mitigasi bencana sangat penting," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Zulkarnain di Simpang Empat, Jumat.

Ia mengatakan untuk mendorong itu pihaknya telah melakukan koordinasi dan sosialisasi ke nagari yang ada agar membentuk kelompok siaga bencana karena Pasaman Barat merupakan salah satu daerah rawan bencana di Sumbar.

"Kita berharap 90 nagari yang ada di Pasaman Barat memiliki kelompok siaga bencana sehingga ketika bencana, bantuan dan penanggulangan cepat dilakukan," katanya.

Saat ini, dari 90 nagari itu baru 19 nagari yang memiliki kelompok siaga bencana karena 71 nagari baru terbentuk.

Ia berharap nantinya melalui kelompok siaga bencana itu mitigasi bencana dapat dilakukan sebagai upaya meminimalisir dampak bencana alam.

Pasaman Barat merupakan salah satu daerah yang rawan bencana, mulai dari banjir, longsor, gempa, dan tsunami.

Pihaknya juga berharap melalui anggaran Pemprov Sumbar bisa membangun selter tsunami di disepanjang wilayah pesisir pantai Pasaman Barat.

"Selter tsunami sangat penting sebagai gedung evakuasi bencana atau Tempat Evakuasi Sementara (TES) dari bahaya tsunami," ujarnya.

Saat ini baru satu selter tsunami di Maligi Kecamatan Sasak Ranah Pasisie. Paling tidak dibutuhkan sembilan selter lagi sebagai bentuk mitigasi bencana tsunami.

Ia menambahkan garis pantai di Pasaman Barat ada sekitar 152 kilometer dengan dihuni sekitar 80 ribu jiwa. Dibutuhkan selter untuk evakuasi warga jika sewaktu-waktu terjadi tsunami.

Selter tsunami yang ada saat ini hanya di Maligi Kecamatan Sasak Ranah Pasisie dengan ukuran bangunan sekitar 12x12 meter empat tingkat kapasitas 800 orang.

Sedangkan kebutuhan selter saat ini di Katiagan Kinali, Sasak, Pulau Panjang Kecamatan Sungai Beremas, Mandiangin Kinali, Sikilang Kecamatan Sungai Aur dan Sikabau Kecamatan Koto Balingka.*