Jakarta (ANTARA) - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut dugaan korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Jakarta Utara untuk pembangunan rumah DP Rp0 di lingkungan BUMD Sarana Jaya, telah menimbulkan kerugian keuangan negara lebih dari Rp200 miliar.
"Pengadaan lahan ini sangat besar ya, kerugiannya di atas Rp200 miliar," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Asep menerangkan modus korupsi dalam perkara tersebut adalah adanya permainan antara pembeli dan makelar yang menyebabkan adanya selisih harga hingga berujung pada kerugian keuangan negara.
"Pembelian itu mengabaikan proses yang benar, misalnya, saya beli tanah harusnya bisa langsung ke penjual, tapi ini ada makelar-nya di tengah. Terlihat ada persekongkolan antara pembeli dengan makelar tersebut, padahal harusnya pembeli itu bisa langsung membeli tanah dari penjual atau masyarakat," ujarnya.
KPK pada Kamis (13/6) mengumumkan dimulainya penyidikan terkait dugaan korupsi pengadaan lahan di Rorotan, Jakarta Utara di lingkungan BUMD Sarana Jaya.
Selain itu, KPK juga mengumumkan telah melakukan cekal ke luar negeri terhadap 10 orang tersebut berlaku sejak 12 Juni 2024 selama enam bulan dan dapat diperpanjang untuk kepentingan penyidikan.
Juru Bicara KPK Budi Prasetyo menerangkan para pihak yang dicegah tersebut yakni dua manajer PT CIP dan PT KI yang berinisial DBA dan PS, notaris berinisial JBT, dan advokat berinisial SSG. Selain itu ada enam pihak swasta yang turut dicegah keluar negeri yang berinisial ZA, MA, FA, NK, LS, dan M.
Dengan perkara tersebut telah memasuki tahap penyidikan, maka bisa dipastikan sudah ada pihak yang ditetapkan sebagai tersangka dalam perkara tersebut.
Meski demikian siapa saja pihak yang ditetapkan sebagai tersangka beserta uraian lengkap perkara tersebut baru akan disampaikan penyidik ketika proses penyidikan dinyatakan rampung.
Lebih lanjut Budi menerangkan penyidikan perkara dugaan korupsi pengadaan lahan di Rorotan tersebut merupakan pengembangan dari penyidikan perkara dugaan korupsi pengadaan lahan di Cakung, Jakarta Timur.
Dalam perkara tersebut Mantan Direktur Utama (Dirut) Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Yoory Corneles Pinontoan didakwa melakukan korupsi dan merugikan keuangan negara senilai Rp256 miliar.
Dalam surat dakwaan tersebut, Yoory didakwa melakukan korupsi bersama pemilik PT Adonara Propertindo, Rudy Hartono, dan Direktur Operasional Tommy Adrian.
Jaksa mendakwa Yoory menerima keuntungan Rp31,8 miliar, sedangkan Rudy mendapatkan keuntungan sebesar Rp224 miliar.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: KPK: Korupsi pengadaan lahan Rorotan rugikan negara Rp200 miliar
Berita Terkait
Kejati Sumbar segera tuntaskan penyidikan kasus korupsi
Senin, 22 Juli 2024 20:41 Wib
Kejari Padang periksa 23 saksi dalam penyidikan kasus Unand
Senin, 8 Januari 2024 19:07 Wib
Kejari Padang minta audit BPKP dalam penyidikan kasus Unand
Jumat, 29 Desember 2023 20:20 Wib
Kejati Sumbar: Perkara korupsi Dinas Pendidikan dalam tahap penyidikan
Rabu, 13 Desember 2023 19:07 Wib
Kasus empat anak tewas di Jaksel naik ke penyidikan
Kamis, 7 Desember 2023 20:33 Wib
KPK sebut Mentan SYL hilang kontak tidak pengaruhi penyidikan
Rabu, 4 Oktober 2023 5:13 Wib
KPK terapkan pasal pemerasan dalam penyidikan korupsi di Kementan
Jumat, 29 September 2023 16:22 Wib