Tim Unand: Masyarakat terdampak bencana butuh alat pembersih air

id universitas andalas,unand

Tim Unand: Masyarakat terdampak bencana butuh alat pembersih air

Situasi Sungai Batang Katiak di Kabupaten Agam usai banjir lahar dingin. (ANTARA/Muhammad Zulfikar).

Padang (ANTARA) - Tim Tanggap Bencana Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan masyarakat terdampak bencana alam becana lahar dingin Gunung Marapi hingga kini masih membutuhkan alat pembersih dan penyedot air.

"Dari diskusi dengan pemilik usaha makan Uni Evi di Sicincin, pendapatannya menurun sampai 50 persen," kata Wakil Ketua MWA Unand Prof Werry Darta Taifur di Padang, Senin.

Selain itu menurutnya, ada beberapa peralatan tanggap darurat yang diperlukan untuk membantu masyarakat korban bencana di antaranya genset bensin 5500 watt sebanyak dua unit, mesin pompa air tiga inch (bensin) sebanyak satu buah.

Kemudian, mesin cuci jet cleaner tekanan 200 baru bahan bakar bensin sebanyak dua unit, tenda posko 4x6 meter bahan D300 sebanyak dua unit, kabel roll 25 meter visicom stop kontak empat buah, lampu sorot LED 500 watt plus tripod sebanyak lima unit.

Selain itu, juga dibutuhkan biaya operasional mesin dengan rincian yaitu satu hari membutuhkan 45 liter pertamax/pertalite per mesin, dan untuk 3 mesin (genset, pompa air, dan mesin cuci jet cleaner).

Bencana alam banjir bandang lahar dingin sungai Batang Anai akibat erupsi Gunung Marapi yang terjadi pertengahan Mei lalu membawa dampak besar terhadap kehidupan masyarakat. Selain kerugian nyawa dan materi, putusnya ruas jalan nasional yang menjadi akses utama masyarakat dari arah Kota Padang menuju Kota Padang Panjang-Bukittinggi juga secara langsung memengaruhi ekonomi masyarakat sekitar.

Setelah mmengirimkan Tim Tanggap Bencana terkait banjir bandang sungai Batang Anai dan erupsi Gunung Marapi pada 17-18 Mei 2024 lalu, Prof. Werry Darta Taifur Wakil ketua MWA Unand yang turut turun ke lapangan mengatakan pendapatan masyarakat menurun drastis.

Adapun tim yang dikirim Unand ke lokasi bencana terdiri dari tim dokter dari Fakultas Kedokteran dan Rumah Sakit Unand, tim perawat dari Fakultas Keperawatan, tenaga kesehatan dari Rumah Sakit Unand dan Fakultas Farmasi, serta tim Fakultas Teknik.

Tim bidang kesehatan melakukan pelayanan kesehatan dengan mobil klinik, serta membantu psikososial untuk mengurangi dampak psikologis korban.

Tim teknis dari Fakultas Teknik bersama Komunitas Siaga Bencana mahasiswa Unand melakukan pembersihan fasilitas umum masjid dan pembenahan sarana umum dan MKCK hingga mempelajari kemungkinan pengadaan air bersih. Serta, tim secara keseluruhan akan memberikan sembako, obat-obatan, peralatan yang dibutuhkan masyarakat selama dalam pengungsian, hingga donasi yang digalang dari Dewan Profesor, Dosen, dan Tendik.

Tim Tanggap Bencana UNAND sendiri mengunjungi beberapa titik selama dua hari yaitu Lasi, Pandai Sikek, dan Bukik Batabuah. Tim ini bekerja tanpa lelah untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak bencana dan membantu pemulihan daerah tersebut.

Dengan adanya upaya ini, diharapkan masyarakat dapat segera bangkit dari keterpurukan akibat bencana alam yang terjadi. Masyarakat luas juga diajak untuk turut serta membantu melalui donasi atau bentuk bantuan lainnya yang dapat meringankan beban korban bencana. Prof. Werry Darta Taifur menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama semua pihak dalam menghadapi situasi darurat ini, sehingga proses pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan efisien.