Kota Padang (ANTARA) - Rektor Universitas Andalas (Unand), Sumatera Barat (Sumbar) Efa Yonnedi mengingatkan para lulusan perguruan tinggi tersebut untuk tetap kritis dan etis di tengah kemajuan digitalisasi serta maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI).
"Kami terus berpesan agar lulusan Unand ini mudah beradaptasi terutama menyikapi perubahan. Salah satu yang terpenting ialah jangan sampai kecerdasan buatan ini sampai mengurangi daya kritis dan etis kita," kata Efa Yonnedi di Kota Padang, Sabtu.
Hal tersebut disampaikan Rektor Unand di sela-sela Wisuda V Tahun 2025 program diploma III, sarjana, profesi, spesialis, magister dan doktor dengan jumlah wisudawan sebanyak 1.111 orang.
Menurut rektor, kemajuan teknologi seperti penggunaan kecerdasan buatan merupakan sebuah keniscayaan. AI diciptakan untuk membantu meningkatkan produktivitas kerja atau performa tetapi bukan untuk menghilangkan daya kritis dan etika dari manusia.
Pada kesempatan itu, Efa mengatakan saat ini Unand sedang merumuskan rencana pembukaan Program Studi (Prodi) Kecerdasan Buatan dengan konsep lintas disiplin ilmu. Di saat bersamaan perguruan tinggi tersebut sudah memiliki panduan yang jelas terkait penggunaan tugas akhir menggunakan AI.
"Panduan ini sangat jelas untuk mencegah terjadinya plagiarisme dan tetap mengedepankan nilai-nilai etika akademik," ujarnya menegaskan.
Efa mengatakan saat ini pimpinan kampus masih melakukan tahap pembahasan internal mengenai kemungkinan pendirian Prodi AI lintas disiplin ilmu. Apabila nantinya semua pihak menyetujui maka Unand segera berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
"Belum kita ajukan karena ini (Prodi AI) masih dalam tahap diskusi di tataran internal," ujarnya.
