Lubukbasung (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan penelitian bunga rafflesia jenis Arnoldii di kawasan Cagar Alam (CA) Batang Palupuh, Kecamatan Palupuh, Kabupaten Agam, Sumatera Barat untuk memastikan filogenetik atau kekerabatan bunga langka itu yang ada di kawasan Malaysia.
Penelitian Ahli Muda BRIN, Irvan Fadli Wanda di Lubuk Basung, Kamis, mengatakan pengambilan sampel bunga rafflesia Arnoldii telah dilakukan pada Rabu (12/11) dan sampel yang diambil ini disebut CF Arnoldii, karena identifikasi lanjutan bakal dilakukan secara morfologi dan molekuler.
"Kenapa CF, karena kondisin forma. Rafflesia CF Arnoldii sampai sampel ini pasti namanya Arnoldii. Penelitian tersebut kaloborasi multi stakeholder berupa Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Universitas Bengkulu, BRIN dan Universitas Oxford," katanya.
Ia mengatakan setelah pengambilan spesimen di lapangan, dilanjutkan pengamatan lebih rigid lagi di Kampus BRIN di Cibinong, Jawa Barat.
Pengamatan yang dilakukan berupa morfologi secara pendekatan lebih ditel menggunakan sem tem dan dilanjutkan dengan mengidentifikasi DNA nya.
"Ini bakal membantu untuk merumuskan keputusan taksonomi terkait jenisnya," katanya.
Ia menambahkan pengambilan sampel diduga Arnoldii di Batang Palupuh, karena dari rekaman publikasi sebelumnya, di Palupuh ini ada rafflesia Arnoldii.
Rafflesia tersebut diduga Arnoldii dulu sampai dipastikan pendekatan secara morfologi dan molekuler.
Untuk pemeriksaan itu, tambahnya ada dua tim yang akan bekerja. Tim pertama bakal memeriksa morfologi secara diteail melibatkan pakar morfologi atas nama Prof Agus Susatya dan Dr Ridha Mahyuni.
"Beliau yang akan melihat secara lebih rijid dengan melibatkan tim lainnya untuk melihat ornamen-ornamen rafflesia menggunakan microscope. Jika diperlukan kita akan menggunakan scanning electron microscope (SEM) untuk melihat ultra mikropisnya," katanya.
Ia menambahkan tim kedua meneliti terkait molekuler yang ia langsung menjadi penanggungjawabnya. Tim ini bakal melakukan ekstasi, Polymerase Chain Reaction (PCR) dan lainnya, sampai keluar hasilnya.
Hasilnya itu bakal disandingkan dengan data base yang ada, sehingga akan terlihat DNA sampel yang diambil mirip apa.
"Nanti akan kita sandingkan morfologinya, apakah selaras atau tidak. Sampai selesai jenis rafflesia di Cagar Alam Batang Palupuh ini apa dan waktu penelitian yang dibutuhkan sangat tentatif," katanya.
Sementara Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar, Ade Putra menambahkan penelitian yang dilakukan BRIN ini merupakan upaya yang baik untuk konservasi rafflesia khusunya sebagai tumbuhan yang dilindungi di Indonesia.
Ia berharap hasil penelitian ini menambah kekayaan keanekaragaman hayati dengan pengetahuan-pengetahuan yang baru, sehingga konservasi yang baik ini bisa dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah bekerjasama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi lainnya.
"Konservasi yang baik ini bisa kita lakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah bekerjasama dengan lembaga riset dan perguruan tinggi lainnya," katanya.
