Painan (ANTARA) - Direktur PDAM Tirta Langkisau Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat Herman Budiarto mengungkapkan pihaknya terus mencari sumber air bersih untuk disalurkan pada masyarakat.
Saat ini Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) air minum itu mengakui saat ini belum ditemukan sumber air yang bisa diambil, sehingga aliran ke pelanggan terpaksa dihentikan sementara.
Namun untuk antisipasi sementara tim tangki terus menemukan sumber yang layak.
"Ya, saya sudah turunkan seluruh armada tangki untuk mencari sumber yang layak untuk diambil," ungkap Herman di Painan, Sabtu 9 Maret.
Warga Kabupaten Pesisir Selatan, khususnya yang terdampak banjir kini mulai merasakan kesulitan air bersih untuk kebutuhan harian. Mereka khawatir kondisi itu memicu dampak ikutan seperti diare dan penyakit kulit.
Sementara persediaan air di rumah tiap-tiap rumah sudah mengering. Selain itu juga tidak semua rumah memiliki sumur atau sumber air tanah. Sebagian dari mereka terpaksa harus pergi ke sungai untuk keperluan mandi.
Herman melanjutkan dirinya optimis upaya pencarian sumber air bersih menggunakan mobil tangki bakal membuahkan hasil untuk antisipasi kebutuhan air bersih, menjelang penyaluran ke pelanggan kembali normal.
"Nanti secepatnya akan kami distribusikan, sehingga bisa memenuhi kebutuhan mandi, mencuci dan lain sebagainya," terangnya.
Banjir merendam sebagian besar wilayah di Kabupaten, Pesisir Selatan, Sumatera Barat pada Kamis, 7 Maret, akibat tingginya curah hujan yang mulai terjadi sejak pukul 14.30 WIB hingga pukul 23.30 WIB.
Peristiwa itu turut merendam ribuan rumah warga di delapan seperti di Kecamatan Koto IV Taruan, Bayang, IV Nagari Bayang Utara, IV Jurai, Batang Kapas, Sutera, Lengayang dan Kecamatan Ranah Pesisir.
Selain merendam ribuan rumah, banjir turut meluluh lantakan lahan pertanian, ternak dan perkebunan warga. Sejumlah fasilitas umum dan fasilitas sosial pun tak luput dari banjir, namun tidak mengganggu pelayanan publik.
Berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, banjir turut merusak infrastruktur seperti jalan dan juga jembatan. Kondisi menyebabkan sejumlah pemukiman warga terisolasi.
Tidak hanya itu, sejumlah ruas jalan nasional Padang-Bengkulu pun putus, mengakibatkan akses dari kedua arah menjadi lumpuh total. Arus distribusi dan transportasi sempat terhenti beberapa saat.
Bahkan yang lebih memilukan, banjir turut merenggut sedikitnya 10 korban jiwa yang tersebar di sejumlah kecamatan. Rerata mereka terjebak ketika hendak menyeberangi sungai saat pulang dari kebun.
Karena itu dirinya meminta seluruh unit PDAM yang ada di kecamatan agar dapat mencari solusi. Dengan begitu kebutuhan air bersih untuk masyarakat terpenuhi, sehingga tidak memicu dampak ikutannya.
"Saya sudah instruksikan, semoga tiap-tiap unit dapat mencarikan. Solusi bagi warga," ujar Herman.