Sarilamak (ANTARA) - Dinas Kebudayaan Sumatera Barat menggelar bimbingan teknis bagi pemangku adat di Kabupaten Lima Puluh Kota sebagai upaya mewujudkan Sumbar religius dan berbudaya.
Subkoordinator Adat, Bidang Sejarah Adat dan Nilai-Nilai Tradisi Dinas Kebudayaan Sumbar, Ridho Arifandi di Sarilamak, Selasa mengatakan bimtek tersebut merupakan wujud nyata Program Unggulan Provinsi Sumatera Barat tahun 2021-2026.
Ia mengatakan Sumatera Barat memiliki beragam sejarah dan budaya yang menyebar di nagari- nagari dan di kampung-kampung.Saat ini sebagian tradisi yang berakar dari sejarah dan budaya tersebut sudah berada di penghujung pewaris.
"Untuk itu perlu upaya kita bersama untuk melindungi, memanfaatkan, mengembangkan dan membina dari setiap kekayaan adat dan budaya serta tradisi. Dinas Kebudayaan mendapatkan tupoksi untuk melaksanakan pembinaan kepada masyarakat adat," tuturnya.
Anggota DPRD Sumbar, Nurkhalis yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan itu mengatakan pelaksanaan bimtek bertujuan agar adat dan budaya tidak tergerus zaman sesuai dengan tantangan digitalisasi yang terjadi saat ini.
Terlebih, kearifan lokal Minangkabau tampak nyata dari pola hidup masyarakat yang menjujung tinggi adat dan agama, sehingga muncul ungkapan "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah".
"Pemangku adat atau niniak mamak harus mampu mengimplementasikan wawasan budaya kepada generasi penerus. Sebab, tidak semua niniak mamak setelah dilewakan tidak mampu mentransfer ilmu itu kepada generasi," katanya.
Menurutnya, tugas niniak mamak sangat berat. Selain harus memiliki Sifat Nan Ampek, seorang Niniak Mamak juga memiliki peran dan tanggungjawab besar dalam menghadapi ancaman tantangan zaman yang terjadi pada generasi muda.
Niniak Mamak dituntut harus mempunyai empat sifat utama yang merujuk kepada sifat kepemimpinan Nabi Besar Muhammad SAW. Yaitu, Sifat Panghulu Nan Ampek yaitu Siddiq (benar), Tabligh (menyampaikan), Amanah (dipercaya) dan Fathonah (cerdas).
"Seluruh kecerdasan yang dimiliki oleh seorang Niniak Mamak dipergunakan untuk melindungi anak kemenakan, suku, korong kampuang dan nagari," ujarnya.
Selain Nurkhalis, narasumber yang kompeten juga dihadirkan guna diskusi dengan peserta yaitu Zulkifli Dt Rajo Mangkuto.
Bimbingan teknis itu mengangkat tema "Ka Pai Tampek Batanyo, ka pulang tampek babarito" dan diikuti oleh 90 peserta.*