Bawaslu Pasaman Barat ajak pemilih tidak sebarkan informasi bohong

id Bawaslu Pasaman Barat ,Berita pasbar,Berita sumbar

Bawaslu Pasaman Barat ajak pemilih tidak sebarkan informasi bohong

Koordinator Divisi Pengawasan, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Lembaga Bawaslu Pasaman Barat Aditia Pratama saat menyampaikan hasil pengawasan terhadap tahapan Pemilu 2024. (Antara/Altas Maulana). 

Simpang Empat (ANTARA) - Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat mengajak pemilih terutama generasi muda untuk tidak menyebarkan informasi bohong terkait pemilihan umum (pemilu) yang dapat menimbulkan kegaduhan di Pemilu 2024.

Koordinator Divisi Pengawasan, Hubungan Masyarakat dan Hubungan Lembaga, Aditia Pratama di Simpang Empat, Minggu, mengatakan generasi muda yang melek dengan media sosial sangat rentan dengan penyebaran informasi bohong.

"Kepala pemilih kalau ada melihat unggahan mengandung kebencian, semangat emosional, berita bohong, tidak usah diteruskan dan disebarkan," katanya.

Menurutnya unggahan hoaks yang mengandung kebencian akan menimbulkan kebencian baru. Untuk itu, dia meminta agar tidak usah disebarkan ke orang lain lagi.

Ia menekankan seorang pemilih haruslah bersikap cerdas dalam mendukung jagoannya di Pemilu 2024. Salah satu caranya adalah dengan menyaring informasi yang didapat.

"Kalau ada yang tidak sesuai kenyataan, tidak usah diteruskan. Langsung hapus saja," tegasnya.

Aditia Pratama menjelaskan Bawaslu akan terus meningkatkan sosialisasi kepada kaum milenial untuk aktif mengawasi setiap tahapan Pemilu 2024.

Diantara yang dilakukan adalah menggalakkan sosialisasi ke masyarakat pinggiran dengan tatap muka langsung, pertemuan dengan kelompok organisasi masyarakat, artinya peserta sosialisasinya tidak dari perwakilan, melainkan seluruh anggota.

Kemudian pendidikan atau sekolah demokrasi atau sekolah kader pengawas pemilu, membentuk paguyuban atau kelompok komunitas perempuan seperti "perempuan berdaya mengawasi" dan komunitas Gen-Z pengawasan digitalisasi.

Lalu sosialisasi dalam bentuk dialog interaktif dengan kelompok masyarakat, kelompok pemuda dan lain lain, seminar talk show, FGD, dan menggalakkan media digital ini dengan melibatkan kaum Gen-Z.

"Sehingga melalui digital ini nanti bisa memberi akses bagaimana memberi ruang kepada masyarakat dalam melakukan pengawasan di era digitalisasi saat ini," sebutnya.

Pihaknya mengakui bahwa jumlah personil sangat terbatas hanya memiliki 90 orang pengawas untuk mengawasi 11 kecamatan dengan 90 nagari atau desa.

Untuk itu, katanya, dengan keterbatasan personil pengawas maka pihaknya melibatkan berbagai elemen dalam rangka pengawasan setiap tahapan Pemilu 2024.

"Sosialisasi terus kita gencarkan. Termasuk melibatkan generasi milenial yang melek teknologi," ujarnya.***2***