Padang (ANTARA) - Universitas Andalas (Unand) sudah menerapkan kebijakan mengganti kebiasaan studi tiru dengan pelatihan bersertifikat Badan Nasional Sertifikat Profesi (BNSP), karena dinilai akan berdampak terhadap kompetensi sumber daya manusia dan menunjang kegiatan setiap unit kerja.
"Kita ingin mengubah paradigma yang selama ini ada kebiasaan lewat semester II setiap unit-unit merencanakan kegiatan studi tiru, karena ingin dapat ilmu dan pengalaman baru dari orang lain tetapi sebagian di antaranya adalah lebih pada reward yang diberikan. Anggaran dikeluarkan untuk itu tidak sedikit seperti Unand organisasi sebesar ini," kata Sekretaris Universitas Andalas Dr. Henmaidi, S.T., M.Eng.Sc di Kampus Unand Limau Manis Padang, Rabu.
Ia menyampaikan, studi tiru yang hampir rutin setiap tahun dilakukan unit-unit kerja, misalnya ke salah satu perguruan tinggi di Pulau Jawa atau provinsi lainnya, paling banyak waktu dilayani sekitar 2-3 jam untuk menggali pengalaman baru tersebut, lalu waktu lebih banyak kegiatan lainnya.
Sementara tidak terlihat memberi dampak terhadap penunjang kemajuan kegiatan pada unit kerja, justru itu sejak akhir tahun lalu diubah menjadi pelatihan dengan memberi kesempatan kepada staf-staf untuk ikut training bersertifikat, bahkan kalau bisa dari BNSP.
Jadi, setelah mengikuti pelatihan staf di unit yang diberi kesempatan tersebut, tentu akan mendapatkan tambahan ilmu, dan kemudian ada rekognisi melalui sertifikat BNSP.
Pihaknya juga mewajibkan kepada staf yang telah mengikuti training bersertifikat untuk membagi ilmunya dalam bentuk pelatihan di internal supaya dari satu dua orang yang pergi tetapi dapat dirasakan manfaatnya banyak orang
"Memang kalau dihitung biaya untuk pelatihan bersertifikat ada yang butuh anggaran cukup besar, tapi manfaatnya akan dirasakan lembaga ini jauh lebih besar. Kita ingin membuat perubahan paradigma dari keinginan untuk pergi studi tiru, diubah ingin menjadi tempat tujuan studi tiru," katanya.
Jadi, supaya keinginan perubahan untuk menjadi tujuan studi tiru maka ditempuh dengan meningkatkan kemampuan dari staf dan meningkatkan tata kelola serta sistem. Begitu juga, kata dia, meningkatkan praktek-praktek terbaik yang orang tidak lagi melakukan ditempat lain, sehingga pada akhirnya bisa menjadi tempat sasaran studi tiru.
Henmaidi menyebutkan, jumlah staf yang sudah diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan bersertifikat itu, khusus dari kantor Sekretaris Universitas, ada bidang fotografi dua orang, bidang public speaking empat orang, bidang grafik design satu orang, dan dibidang manajemen risiko ada tiga orang.
Disamping itu, pihaknya juga mengundang profesional untuk memberikan berbagai macam pelatihan diantara lain pelatihan Business intelligence dengan peserta dilibatkan perwakilan dari seluruh unit kerja agar punya kemampuan teknik mengolah data sehingga nanti dapat diolah data dengan sistem mesin teknologi.
Selain itu, kata dia, juga menggelar pelatihan untuk seluruh unit membuat slide presentasi karena setelah diadakan training maka diketahuilah masih banyak pengetahuan dimiliki selama ini sangat dasar.
Sedangkan untuk 2023, Sekretaris Universitas sudah merencanakan peningkatan kapasitas untuk staf bidang kehumasan dan kesekretariatan dengan pelatihan jurnalistik untuk seluruh orang yang pegang admin website di seluruh unit, tujuannya adalah agar mereka nanti mampu untuk menampilkan informasi atau berita yang baik nanti di website masing-masing.
Setelah itu, juga merencanakan untuk memberikan pelatihan lanjutan pengolahan data, supaya setiap unit-unit punya kemampuan didalam menghasilkan data dan bisa dijadikan bahan dalam pengambil keputusan bagi pimpinan.
"Kita sudah menyiapkan beberapa pelatihan untuk unit-unit di lingkup Sekretaris Universitas ini. Ke depan diharapkan staf punya kompetensi, dan bahkan bisa menjadi pelatih sehingga tidak bertahun-tahun hanya disatu bidang saja tanpa ada peningkatan,"ujarnya.*