Padang Panjang (ANTARA) - Ikatan Alumni SMA 3 Angkatan 1986 (Ikasmantri 86) Kota Padang, Sumatera Barat melaksanakan Reuni Akbar dan Musyawarah Besar (Mubes) yang digelar bertema "Kampuang 86" di Minang Fantasi (Mifan), Padang Panjang.
Alumni yang datang berasal dari seluruh daerah di Indonesia hingga Malaysia dan Qatar sekaligus menjadi pelopor kegiatan lulusan sekolah dengan jumlah peserta terbanyak dalam satu angkatan di Sumatera Barat.
"Basuo Wak Baliak adalah keinginan yang kuat dan tulus dari kami semua untuk berkumpul kembali setelah sekian lama tidak bertemu dengan teman-teman semasa SMA 3 Padang angkatan 1986," kata panitia pelaksana, Yunur Yunaidi di Padang Panjang, Sabtu.
Ia menyebutkan kegiatan dilaksanakan selama dua hari hingga Minggu (14/08) yang diikuti sekitar 175 alumni yang sebelumnya telah mendaftarkan diri melalui "Google Form".
"Basuo Wak Baliak diartikan juga sebagai ajakan berkumpul bersama untuk berbagi cerita mengenang dan merajut kembali masa-masa SMA yang indah, ceria, polos, ada kerinduan untuk bersama dengan teman semasa sekolah dalam jumlah yang banyak seperti halnya kita waktu sekolah dulu," katanya.
Salah seorang peserta dari Jakarta yang juga penyiar dan presenter Sepakbola terkenal, Olan Fatah mengatakan tema Basuo Wak Baliak dimaknai juga keinginan untuk kembali bersama-sama dalam satu waktu dan tempat dengan latar belakang masih menggunakan seragam putih abu-abu dalam kesetaraan tanpa melihat status sosial dan level seseorang.
"Jadi ketika peserta sudah masuk ke dalam Kampuang 86 ini, seluruh atribut kepangkatan dan status sosialnya harus dilepas, agar suasana kembali cair dengan tanpa rasa segan dan malu," kata Olan Fatah.
Panitia lainnya, Erlina Panitri menambahkan kegiatan Reuni ini terakhir kali dilaksanakan pada 2016 lalu yang saat ini tertunda karena pandemi COVID-19.
"Setiap lima tahun sekali, sekaligus nanti pemilihan Ketua Alumni yang akan dibuat seperti Pemilihan Umum ala KPU kemudian setelah terpilih akan dinobatkan dengan Ala Batagak Pangulu," kata Erlina.
Ia mengatakan Reuni Akbar bisa terselenggara karena kegigihan panitia dan peserta yang rela menyisihkan waktu dan materi hingga acara dengan anggaran ratusan juta rupiah bisa terlaksana.
"Semua karena kekuatan hati dan ikatan perasaan yang sama untuk ikut berkumpul, selain bereuni kami juga aktif di kegiatan sosial dan memberi manfaat ke sekolah kami dulu," pungkasnya.