Majalah Rolling Stone Diboikot Karena Tampilkan Tersangka Bom Boston

id Majalah Rolling Stone Diboikot Karena Tampilkan Tersangka Bom Boston

Los Angeles, (Antara/AFP) - Majalah Amerika serikat Rolling Stone pada Rabu mempertahankan sampul majalah yang menampilkan foto Dzhokhar Tsarnaev, tersangka pelaku bom Boston dan memicu kecaman yang menganggap media itu "mengagungkan terorisme" serta ajakan untuk memboikotnya. Sedikitnya dua jaringan toko sudah mengumumkan tidak akan menjual edisi paling baru majalah yang dikenal menampilkan wawancara bintang-bintang rock dan pesohor tersebut. Gambar sampul itu -- memperlihatkan wajah Tsarnaev (19) yang berjanggut, menatap sedih ke kamera, rambutnya yang coklat, keriting dan kusut menjuntai lembut ke arah mata -- mirip dengan foto sampul Rolling Stone yang terkenal, wajah mendiang penyanyi Jim Morrison dari "The Doors" yang meninggal karena kanker pada 1971. Artikel yang menyertai sampul itu berjudul "Pengebom" digambarkan oleh majalah itu sebagai "laporan perjalanan waktu dan hidup" Tsarnaev. Laporan sebanyak 12 halaman berdasarkan wawancara dengan puluhan sumber itu "memancang betapa si anak tampan dan menarik dengan masa depan cerah itu bisa menjadi mengerikan." Berbagai foto Tsarnaev dicetak ulang oleh pihak-pihak lain, tetapi Rolling Stone membuat citra yang mengesalkan banyak warga negara yang masih terkejut oleh serangan bom panci yang terjadi tahun ini pada acara Boston Marathon. Tsarnaev menghadapi 30 tuntutan termasuk kemungkinan 17 kali hukuman akibat kematian, atas keterlibatannya dalam ledakan bom tanggal 15 April lalu yang menewaskan tiga korban dan mencederai lebih dari 260 orang lain. Ribuan orang mengunjungi halaman facebook Rolling Stone pada Rabu. "Kita memberi tempat pria ini sebagai wajah sampul?" tulis seseorang yang memakai nama Shawn Anthony yang mengatakan salah jika membuat Tsarnaev menjadi pesohor. "Jangan menjadikannya sebagai martir." "Aduh, lihat, Rolling Stone mengagungkan terorisme. Mengagumkan," tulis Adrianne Graham. "Saya tidak akan membeli majalah yang ini dan yang selanjutnya." Rolling Stone membela tulisan itu. "Hati kami tertuju pada korban bom Boston Marathon, dan pikiran kami akan selalu bersama keluarga mereka," demikian pernyataan dari majalah itu. "Kisah sampul ... seiring dengan tradisi jurnalistik dan komitmen Rolling Stone untuk meliput masalah penting di dunia termasuk masalah politik dan budaya saat ini," tambahnya. Namun kritik disampaikan agar Rolling Stone mengangkat kisah anak muda yang meninggal akibat ledakan yang juga merupakan kesalahan kakak Tsarnaev bernama Tamerlan yang terbunuh oleh tembakan polisi beberapa hari kemudian. "Mungkin foto bocah laki-laki berusia 8 tahun yang terbunuh oleh sampah ini akan menjadi pilihan yang lebih baik," tulis Tom Guerra. "Batal langanan majalah ini." Pembandingan dengan foto sampul ikon Morrison di majalah itu dikenali oleh pembaca lain. "Sampul baru Rolling Stone mengubah pengebom Boston menjadi Jim Morrison," kicau Judd Legum dari blog politik ThinkProgress dengan menjejerkan kedua sampul majalah itu. Band punk Boston, Dropkick Murphy menulis dalam Twitter "Rolling Stone seharusnya kamu malu." Jaringan toko Walgreens yang memiliki 8.000 kios di AS dan Puerto Rico mengumumkan melalui Twitter akan menyingkirkan edisi tersebut dari rak mereka. "Terimakasih sudah berbagi pikiran dengan kami. Walgreens tidak akan menjual edisi Rolling Stone yang ini." Jaringan super market Roche Bross di daerah Boston menulis "ketika kami mengetahui sampul edisi terbaru Rolling Stone, kami memutuskan tidak akan menjualnya di toko kami." Awal bulan ini Tsarnaev menyatakan tidak bersalah dalam dakwaan yang disampaikan padanya oleh pengadilan federal AS. (*/jno)