Padang (ANTARA) - Pelabuhan Laut Teluk Tapang Pasaman Barat mulai dioperasikan pada 12 Februari 2022 untuk persiapan pengapalan ekspor biji besi ke China pada April 2022.
"Operasional pelabuhan sudah rssmi di buka pada 12 Februari 2022 untuk sandar kapal pembawa peralatan eksploitasi biji besi di Pasaman Barat. Ekspor komoditas itu nantinya juga akan melewati Pelabuhan Teluk Tapang," kata Kasi Lalu Lintas dan Usaha Kepelabuhan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Teluk Bayur, Joni Akhiar di Padang, Selasa.
Ia mengatakan karena tujuan ekspor, maka pengadaan fasilitas kantor untuk pihak terkait di pelabuhan seperti imigrasi akan dikebut. Pembangunan dibantu perusahaan eksportir, PT Gamindra Mitra Kesuma.
Perusahaan tersebut juga telah menyiapkan akses jalan dari lokasi tambang menuju pelabuhan sehingga material bisa diangkut untuk dikapalkan pada April 2022.
"Akses jalan perusahaan ini berbeda dengan akses jalan yang dibangun Pemprov Sumbar. Jadi tidak ada persoalan," ujarnya.
Terkait jalan yang dibangun Pemprov Sumbar tersebut saat ini dari Bunga Tanjung menuju pelabuhan sepanjang 42 kilometer, saat ini baru diaspal sekitar 23 kilometer sehingga belum bisa dilewati dengan nyaman oleh kendaraan.
Meski demikian untuk sementara, operasional pelabuhan guna ekspor biji besi tidak terkendala karena jalan dari lokasi tambang ke pelabuhan telah dibangun perusahaan.
Ia menyebut ke depan, setelah akses jalan selesai dibangun Pelabuhan Teluk Tapang juga bisa dimanfaatkan untuk pengapalan crude palm oil (CPO) dari sejumlah daerah di sekitar.
Kepala Dinas Perhubungan Sumbar, Heri Nofiardi menyebut pengapalan CPO dari Teluk Tapang akan mengurangi frekuensi perjalanan truk di jalan lintas Sumatera. Hal itu sekaligus upaya menekan angka kecelakaan di jalan raya juga membuat jalan lebih awet.
Direktur PT Gamindra Mitra Kesuma, Kelvin mengatakan proses eksplorasi tambang biji besi di Pasaman Barat sudah dilakukan sejak 2017. Sudah pernah pula dieksploitasi, namun gagal karena peralatan yang kurang cocok.
Saat ini eksploitasi kembali dilakukan dengan peralatan baru yang sesuai dan ditargetkan pada April 2022 mulai pengapalan perdana untuk ekspor ke China.
Proses pengangkutan akan menggunakan tongkang dari pelabuhan menuju kapal yang sandar sekitar 2 kilometer dari pelabuhan.
"Kapasitas kapal yang besar membuat tidak bisa sandar langsung di pelabuhan. Namun itu tidak masalah. Ada solusinya," ujarnya.
PT Gamindra Mitra Kesuma menurutnya juga telah memiliki kerjasama smelter di dalam negeri. Selain itu kadar bijih besi yang dikirim juga sudah memenuhi aturan ekspor bijih mentah, yakni kadar fe 62 persen.***1***