PPPKA&KB : Kekerasan pada perempuan dan anak di Pariaman meningkat

id berita pariaman,berita sumbar,anak

PPPKA&KB : Kekerasan pada perempuan dan anak di Pariaman meningkat

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit. (Antarasumbar/Aadiaat M.S)

Kalau dibandingkan dengan 2020, bisa dikatakan kasus pada 2021 meningkat,
Pariaman (ANTARA) - Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (PPPA&KB) Kota Pariaman mencatat kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pariaman, Sumatera Barat pada 2021 mencapai 36 kasus atau meningkat empat kasus dari tahun sebelumnya yang mencapai 32 kasus akibat penyalahgunaan gawai atau telepon pintar.

"Kalau dibandingkan dengan 2020, bisa dikatakan kasus pada 2021 meningkat. Kasus itu ada yang diselesaikan secara hukum dan ada juga yang mediasi," kata Kepala Dinas PPPA&KB Pariaman, Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Kamis.

Ia merincikan 36 kasus tersebut terdiri dari 16 kekerasan terhadap perempuan dan 20 kasus kekerasan terhadap anak. Korban dari kasus tersebut didampingi oleh dinas tersebut agar terbebas dari trauma.

Sedangkan pelaku pada kasus tersebut juga terdapat orang dekat atau keluarga yang seharusnya pihak itu yang menjaga korban.

Ia mengatakan penyebab meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pariaman karena penggunaan telepon pintar yakni mengakses konten porno dan kekerasan.

"Jadi konten itu mempengaruhi, selain itu kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak," katanya.

Mereka, kata dia terlalu mempercayai aktivitas yang dilakukan anak sehingga anak kebablasan dalam mengakses situs yang dapat membahayakan psikologinya.

Selain itu, lanjutnya perhatian masyarakat terhadap warga lainnya yang mulai kurang sehingga antisipasi terhadap kekerasan terhadap perempuan dan anak juga semakin kecil.

"Terkadang kasus kekerasan di sebelah rumahnya dia tidak tahu. Tahunya dari sekolah karena ada yang berbeda," ujarnya.

Ia mengatakan karena melihat tingginya angka kasus kekerasan tersebut maka pada November 2021 pihaknya membuat gerakan ke desa-desa untuk sosialisasi terhadap warga agar peduli dengan lingkungan serta sekolah untuk menghindarkan korban dari kalangan siswa.

"Tujuannya agar masyarakat lebih peduli dan mengetahui apa yang terjadi di lingkungannya," kata dia.

Ia menambahkan pada 2022 Pemerintah Kota Pariaman juga berencana membuat sejumlah program untuk menekan terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kota Pariaman.