Jakarta, (Antara) - Pengamat politik Hasyim Asy'ari menilai data pemilih tetap pada saat pemilihan kepala daerah lebih mutakhir dibandingkan dengan data berdasarkan daftar penduduk potensial pemilih (DP4) dari Kemdagri. "Data kependudukan yang baik itu berkelanjutan, artinya data pemilu terakhir, yaitu pilkada, digunakan sebagai dasar untuk pemilu berikutnya," kata dosen Universitas Diponegoro (Undip) itu di Jakarta, Kamis. Menurut dia, pemutakhiran data pemilih dengan menggunakan DP4 hanya membuat pencocokan dan penelitian (coklit) di lapangan memerlukan tenaga ekstra. "Kalau kemudian pemutakhiran DPT Pemilu 2014 menggunakan DP4, artinya sama saja dengan memulai dari nol lagi," tambahnya. Pemutakhiran data pemilih dengan menggunakan DP4 memungkinkan munculnya angka yang berbeda antara akumulasi di pusat dan masing-masing data di daerah. "DP4 itu yang mengetahui hanya Kemdagri dan KPU, kemudian yang patut dipertanyakan adalah apakah jumlah DP4 masing-masing daerah sama dengan yang diberikan Kemdagri ke KPU Pusat," kata mantan anggota KPU Jawa Tengah itu. Akurasi jumlah penduduk, khususnya data pemilih pemilu, masih menjadi persoalan yang belum mendapat penyelesaian secara menyeluruh. Pada Pemilu 2009, persoalan yang muncul terkait dengan dugaan data pemilih tetap (DPT) tidak akurat disebabkan oleh data penduduk yang juga tidak akurat. Pendataan kependudukan yang dilakukan oleh Kemdagri dinilai pasif karena mendasarkan pada domisili "de jure" penduduk dengan dibuktikan identitas berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK). Sementara itu, pendataan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) didasarkan pada kondisi "de facto" warga tanpa memperhatikan legalitas identitas setiap penduduk. Oleh karena itu, kegiatan coklit petugas KPU di lapangan diharapkan dapat dilakukan dengan sungguh-sungguh agar data pemilih pada Pemilu 2014 tidak ada yang terlewatkan ataupun kelebihan. Selain KPU, kata dia, parpol juga berkewajiban untuk memeriksa dan mencocokan data pemilih dengan realitas di lapangan melalui keanggotaan di partai. "Biasanya, keributan soal DPT itu terjadi menjelang hari pemungutan suara karena bisa jadi caleg dan parpol memerlukan data pemilih untuk keperluan tertentu," ujarnya. (*/sun)
Berita Terkait
KPU Solok tetapkan jumlah DPT Pilkada 58.076 pemilih
Selasa, 15 Oktober 2024 4:52 Wib
Warga Pariaman masih bisa memilih meski tidak terdaftar di DPT
Senin, 7 Oktober 2024 13:55 Wib
60 persen DPT di Padang Panjang didominasi pemilih pemula, gen Z dan millenial (Video)
Selasa, 1 Oktober 2024 14:07 Wib
DPT Pasaman di Pilkada 2024 disahkan 218.980 Pemilih
Senin, 30 September 2024 20:21 Wib
KPU: 1.300 orang pemilih disabilitas di Pasaman Barat masuk DPT
Sabtu, 28 September 2024 18:48 Wib
KPU tetapkan 44.322 DPT Padang Panjang pada Pilkada 2024
Jumat, 20 September 2024 19:57 Wib
Bertambah 2.449 pemilih, KPU tetapkan 97.517 DPT Pilkada Bukittinggi
Jumat, 20 September 2024 19:55 Wib
KPU Agam tetapkan DPT Pilkada 382.405 orang
Jumat, 20 September 2024 11:22 Wib