Padang (ANTARA) - Puyuh jepang (coturnix coturnix japonica) merupakan ternak unggas mungil yang produktif tapi tidak bisa terbang.
Jenis puyuh ini menjadi primadona di kalangan peternak di Indonesia untuk dibudidayakan mengingat kandungan gizi pada telur dan daging, tidak terkecuali di Sumbar.
Dalam pelaksanaannya budidaya puyuh Jepang tidaklah sulit namun perlu kehati-hatian dan ketelitian.
Dari latar belakang tersebut empat dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas melakukan penyuluhan terkait beternak puyuh kepada masyarakat tani ternak khususnya Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mini Koto Lua, Kecamatan Pauh Padang.
Keempat dosen tersebut yakni Prof. Dr. Ir. Mirnawati, M.S, Dr. Ir. Ade Djulardi, M.S , Dr. Ir. Arief, M.S dan Kadran Fajrona, S.Pt, M.S. Keempatnya melaksanakan penyuluhan dengan topik "Beternak Puyuh Mudah, Tapi Perlu Serius dan Kehati-hatian" pada Kamis 14 Oktober 2021 di Koto Lua Kecamatan Pauh, Padang.
Dalam penyuluhan itu disebutkan trik, tips dan kiat membudidayakan atau beternak puyuh. Mulai dari penjelasan tentang puyuh, syarat kandang puyuh, bibit puyuh, pakan hingga pemasaran.
Penyuluhan dimulai dengan menjelaskan tentang fisik Puyuh Jepang. Dalam hal ini berat badan puyuh dewasa betina (130-160 gram) lebih berat dari jantan dewasa (110-130 gram). Puyuh betina menghasilkan telur sebanyak 200-250 butir per ekor per tahun yang mulai bertelur pada umur 35-45 hari rata-rata 41 hari.
Adapun berat telur per butir sebesar 9-11 gram umumnya 10 gram. Puyuh jantan mulai berkokok pada umur 35-45 hari. Untuk menghasilkan pertumbuhan dan produksi telur puyuh yang optimal perlu memperhatikan
yakni perkandangan, bibit, makanan, kesehatan dan pemasaran.
Lebih lanjut dalam menentukan kandang, posisinya diletakkan sedemikian rupa agar sinar matahari masuk, ventilasi atau sirkulasi udara berjalan baik. Kandang dilengkapi tempat makan, tempat minum, penampung kotoran, lampu penerangan. Kandang dijaga kebersihan dan kesehatan agar tidak tercium bau kotoran puyuh, usahakan kotoran puyuh dibuang paling lambat 2 hari agar tidak menimbulkan bau tidak sedap karena bau amoniak.
Terdapat tiga macam kandang bergantung jumlah puyuh yang diternakkan. Pertama, kandang starter (0-3 minggu): satu meter persegi untuk 100 ekor. Kedua kandang grower (3-5 minggu): satu meter persegi untuk 40-50 ekor dan ketiga kandang layer (lebih 5 minggu) satu meter persegi untuk 30-40 ekor.
Setelah kandang hal yang diperhatikan yakni bibit. Bibit berasal dari tempat pembibitan yang berkualitas tidak asal menetaskan. Pemeliharaan puyuh dengan cara mengambil puyuh yang baru menetas meskipun demikian perlu waspada dan kehati-hatian sebab sering terjadi banyak kematian dan terpilih puyuh jantan.Saran bagi pemula sebaiknya mengambil bibit puyuh betina yang siap bertelur yaitu umur 35 hari. Ciri-cirinya, bergerak lincah, mata bersinar, bulu bersih dan cemerlang, kaki tegap tidak bengkok, sehat dan sudah divaksin.
Hal lain yang menjadi perhatian peternak puyuh dan dinilai amat penting yakni Makanan atau pakan. Pakan yang diberikan pada puyuh mengandung zat-zat makanan yang sesuai kebutuhan masing periode pertumbuhan puyuh. Puyuh starter (0-3 minggu) diberikan pakan bentuk halus/mash dengan kandungan dalam ransum: energi metabolis: 3000 kkal/kg, kandungan protein: 24 %, kandungan kalsium dengan fosfor (2: 1) atau ca: 1,2 % dan p:0,6 % , juga serat kasar: 4 %.
Kemudian Puyuh grower (3-5 minggu) diberikan pakan dengan bentuk sebaiknya crumble atau bisa pelet boleh juga mash dengan kandungan: energi metabolis: 2800 kkal/kg, protein: 20 %, ca: 1,2 %, p: 0,6 %, dan serat kasar : 4 %.
Sedangkan Puyuh layer (lebih 5 minggu) diberi pakan dengan bentuk sebaiknya crumble atau pelet boleh juga mash) dengan kandungan: energi metabolis: 2800 kkal/kg, protein: 20 %, perbandingan ca dengan p harus ditingkatkan karena untuk pembentukan kerabang telur yaitu : ca: 2,5 %, p: 0,8 % dan serat kasar: 4 %.
Dalam hal ini Pakan boleh kita meramu sendiri seperti dengan campuran konsentrat, jagung kuning, bekatul, tepung pensi atau tepung kapur atau pakan jadi keluaran pabrik pakan seperti dari charoen phokphand dan pabrik lainnya.
Kesehatan puyuh dalam beternak juga penting dilakukan. Puyuh selama pemeliharaan harus tetap sehat dan berproduksi optimal. puyuh yang sakit segera dipisahkan dari yang sehat, sedangkan yang sehat harus diberi tambahan vitamin B kompleks atau dilakukan vaksinasi. Vaksinasi biasa dilakukan satu hari setelah menetas melalui tetes mata dan mulut, dan menjelang bertelur melalui air minum.
Setelah memastikan kelancaran empat aspek di atas, hal terpenting dalam produksi Puyuh Jepang ini tentunya pemasaran. Dalam hal ini beternak tanpa ada pasar tidak ada artinya. hal ini pasar berperan sebagai sarana penjualan produk berupa telur atau daging kepada konsumen atau pedagang.
Sama seperti konsep bisnis yang mensyaratkan potensi pasar sebelum berbisnis hal yang sama juga berlaku dalam budidaya ternak. Peternak perlu menentukan pasar dan jangkauannya sebelum melakukan produksi. Baik itu produk yang diperdagangkan langsung maupun online. Pengetahuan akan pasar bagi peternak merupakan suatu yang wajib.
"Beternak puyuh mudah tapi harus serius dan perlu kehati-hatian, kuasai teknik beternak puyuh tapi jangan lupakan pasar, efisiensi biologis juga efisiensi ekonomis"
Penulis : Prof. Dr. Ir. Mirnawati, MS, Dr. Ir. Ade DJulardi, MS, Dr. Ir. Arief, MS dan Kadran Fajrona, SPt, MS (Dosen Faterna Unand)