Padang (ANTARA) - Budidaya ternak puyuh di Sumatera Barat belumlah mengalami perkembangan yang signifikan bila dibandingkan dengan budidaya ternak unggas lainnya semisal ayam dan itik, termasuk di Kota Padang.
Budidaya ternak puyuh di Kota Padang sebagian besar juga masih dilakukan secara rumahan atau dalam bentuk kelompok ternak skala kecil. Sehingga secara produksi masih minim dan terbatas untuk skala komoditas daerah.
Persoalan utamanya yakni masih belum profesionalnya pada manajemen kelola ternak, keterbatasan pakan, hingga sasaran pasar.
Salah satunya kelompok di Padang yang merasakan persoalan tersebut yakni Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mini, di Kelurahan Koto Lua, Kecamatan Pauh Padang.
Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati Mini adalah KWT yang bergerak dalam bidang pertanian, yang mana salah satu cabang usaha kelompok yakni usaha peternakan puyuh petelur. Kelompok ini didirikan tahun 2014 dengan jumlah anggota kelompok sebanyak 23 orang dengan masing-masing memiliki ternak puyuh sebanyak 500 ekor yang berasal dari bantuan Baznas Kota Padang.
Dalam usahanya dikelola secara kekeluargaan melalui manajemen sederhana dengan anggota atau pekerja berasal dari anggota keluarga sendiri. Meskipun Saat ini, telah meningkatkan jumlah ternak puyuh menjadi 1000 – 3000 ekor, pemasaran khususnya telur masih dilakukan konvensional atau langsung kepada pedagang.
Perhitungannya bila dijual satu kotak isi 20 butir telur harganya Rp5.000. Selain dijual 20 butir juga di jual satu "lapik" untuk jumlah 100 butir telur.
Selain itu persoalan lain yang dihadapi KWT Melati Mini yakni terkait harga ransum puyuh yang mahal sehingga menyebabkan ketimpangan antara modal kelola serta omzet yang didapat. Ditambah juga persoalan masih minimnya pengetahuan dan praktis pengelolaan ternak puyuh pada pengelola.
Atas dasar inilah Tim Pengabdian Masyarakat Unand mencanangkan sekaligus melaksanakan program Program Berkelanjutan Membantu Mitra KWT Melati Mini Untuk Tumbuh Kembang Dengan Usaha Ternak Puyuh.
Tim pengabdian ini terdiri atas Prof. Dr. Ir. Mirnawati, MS sebagai ketua tim, Dr. Yurniwati, SE, MSi dan Drs. Zuhri Syam, MP sebagai anggota.
Dalam program ini tim melakukan lima langkah utama yakni penyuluhan ternak, aplikasi pembuatan ransum, penyuluhan bidang ekonomi dan pemasaran, bimbingan dan pembinaan serta monitoring.
Kegiatan penyuluhan ternak telah dilaksanakan pada Rabu 16 Desember 2020 di rumah salah satu anggota Kelurahan Koto Lua Kecamatan Pauh Padang. Penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan peternak terutama tentang masalah pakan. Selain itu juga diberikan penyuluhan tentang aspek sosial ekonomi meliputi pemasaran, kewirausahaan dan pembukuan usaha.
Pada waktu yang bersamaan dan lokasi yang sama dilaksanakan aplikasi pembuatan ransum melalui pelatihan langsung kepada anggota kelompok. Pelatihan yang diberikan meliputi pelatihan teknologi pengolahan pakan (penyusunan/formulasi ransum), pelatihan kewirausahaan dan pelatihan motivasi.
Sebelum penyuluhan/percontohan, dipersiapkan materi-materi tentang kegiatan penyuluhan/pelatihan yang akan diberikan. Ditinjau dari aspek pengolahan pakan, kepada peternak diberikan pelatihan/percontohan tentang “formulasi/penyusunan ransum agar diperoleh ransum yang berkualitas dan berharga murah.
Pada penyuluhan aspek sosial dan ekonomi telah disampaikan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha agar usaha berkembang dengan baik seperti tekun, tahan terhadap berbagai tantangan, jujur, dan kreatif.
Disamping itu, kepada peternak mitra juga disampaikan bahwa untuk meningkatkan keuntungan, perlu diversifikasi usaha dan peningkatan populasi agar jumlah ternak yang dimiliki melampaui titik impas sehingga kegiatan usaha dapat memberikan keuntungan. Selain itu, untuk menambah pendapatan peternak, faeces/kotoran ternak juga dapat diolah menjadi pupuk organik.
Kemudian setelah mendapatkan penyuluhan dan pelatihan, peternak dibimbing dan dibina agar usaha peternakan puyuh mereka yang menerapkan pakan yang diformulasikan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang direncanakan.
Terakhir agar kegiatan berjalan dengan baik, dilakukan monitoring secara berkala . Pada saat monitoring, diadakan diskusi dan konsultasi untuk mencari solusi dari berbagai kendala yang dihadapi baik dalam hal teknis peternakan, khususnya dalam aplikasi ransum maupun dalam hal pengembangan usaha.
Untuk menyukseskan pelaksanaan program Pengabdian kepada masyarakat ini, peternak mitra Kelompok Peternakan puyuh KWT Melati Mini diharapkan berpartisipasi aktif dalam beberapa hal, antara lain keseriusan mengikuti rangkaian kegiatan, motivasi tinggi.
Kemudian dapat mewujudkan keberlanjutan program pengembangan hingga 3-5 tahun ke depan. Dalam hal ini harapannya pengembangan KWT Melati Mini menjadi kelompok yang maju dan mandiri memerlukan pembinaan dan pendampingan minimal selama 3 tahun. Pembinaan dan pendampingan diharapkan dapat menjadikan peternak KWT Melati Mini menjadi kelompok tani yang mandiri dan berkembang dengan baik.
Secara langsung tujuan kegiatan ini meningkatkan pengetahuan/keterampilan peternak dalam mengolah atau memformulasikan ransum berharga murah sehingga mengurangi biaya produksi sekaligus meningkatkan keuntungan, meningkatkan pengetahuan peternak tentang masalah ekonomi dan kewirausahaan agar usaha peternakan puyuh peternak meningkat.
Selain itu juga secara tidak langsung tujuannya mewujudkan kepedulian Universitas Andalas sebagai perguruan tinggi kepada masyarakat sekitar kampus serta sebagai bentuk aplikasi ilmu pengetahuan hasil inovasi PT kepada masyarakat sebagai pengguna untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sementara manfaatnya yakni membantu perkembangan usaha kecil mikro peternakan puyuh sebagai wujud kepedulian institusi Unand terhadap masyarakat sekitar kampus. Meningkatkan kinerja pengabdian masyarakat dan penerapan inovasi perguruan tinggi merupakan wujud nyata Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu aplikasi ilmu pengetahuan (inovasi) kepada masyarakat.
Dari kesimpulan yang dilakukan tim didapatkan Yakni penerapan formulasi ransum puyuh harga murah dapat menurunkan harga ransum sehingga pendapatan peternak meningkat agar usaha berkembang dengan baik perlu kegigihan dan ketekunan menghadapi berbagai kendala dan perlu dilakukan diversifikasi produk untuk meningkatkan keuntungan. Kemudian peternak perlu membuat pembukuan sederhana untuk mengetahui titik impas agar kegiatan/pendapatan usaha meningkat.
*) Penulis adalah tim pengabdian masyarakat Unand.