Padang Aro (ANTARA) - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Solok Selatan, Sumatera Barat, masih menunggu kajian lebih lanjut dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Pengawasan Aliran Kepercayaan dan Keagamaan (Pakem) untuk menentukan Aliran Pelindung Kehidupan di kabupaten itu dinyatakan sesat.
"Sekarang informasi yang didapat baru dari mulut ke mulut dan perlu dilihat apakah ada ADART atau aturan beribadahnya secara tertulis dan harus ditelusuri lagi sehingga kami menunggu kajian dari FKUB dan Pakem," kata Ketua MUI Solok Selatan Syarkawi Aziz di Padang Aro, Selasa.
Setelah ada kajian dari FKUB dan Pakem, katanya, setelah itu baru ada panggilan ke MUI untuk dilakukan sidang majelis.
Namun demikian, katanya, MUI tetap memantau Aliran Pelindung Kehidupan tetapi secara jenjangnya sekarang tugas FKUB dan Pakem yang menelusuri.
"Kami masih menunggu pengkajian dan panggilan dari Pakem untuk di lakukan sidang majelis," ujarnya.
Ketua FKUB Solok Selatan Yusriadi mengatakan Aliran Pelindung Kehidupan ini sesuai penelitian Pakem sudah meresahkan masyarakat, salah satunya terkait shalat yang tidak terlu perlu.
"Dalam waktu dekat kami akan turun ke lapangan untuk melihat bagaimana ajaran pelindung kehidupan ini," ujarnya.
Dari segi kerukunan umat beragama, katanya, ajaran itu sudah meresahkan masyarakat.
Setelah turun ke lapangan, katanya, kalau diketahui itu sesat maka akan dilakukan pembinaan agar pengikutnya kembali berjalan sesuai syariat Islam.
"Tugas kami hanya menjaga dan membina kalau sangsi itu hak pemerintahan," ujarnya.
Berita Terkait
PNM Padang bantu cegah longsor dengan gerakan tanam pohon pelindung
Senin, 27 November 2023 10:02 Wib
Kejari Pasaman Barat tanam pohon pelindung di Pantai Sikabau
Rabu, 19 Juli 2023 14:03 Wib
Pemkab Pasbar pangkas pohon pelindung upaya jaga keselamatan pengendara
Minggu, 20 November 2022 18:16 Wib
Dinas LH Pasaman Barat segera pangkas pohon pelindung lapuk
Kamis, 12 Mei 2022 16:58 Wib
Jengah dengan alasan tak ada anggaran, Jurnalis Peduli Lingkungan Pasbar desak pangkas pohon pelindung lapuk
Rabu, 11 Mei 2022 11:53 Wib
Tanggapan Kesbangpol Payakumbuh, terkait kabar berkembangnya ajaran pelindung kehidupan
Kamis, 14 Oktober 2021 16:51 Wib
Gara-gara ritsleting baju dan pelindung dada, Quartararo gagal raih finis ketiga
Senin, 7 Juni 2021 7:07 Wib
800 pohon pelindung ditanam di Pantai Pariaman saat kunjungan Wapres RI
Selasa, 6 April 2021 18:05 Wib