Sembilan desa di Pariaman dapat program Kotaku Padat Karya, berikut desa dan lokasinya

id Genius Umar ,program KOTAKU ,padat karya,berita pariaman,pariaman terkini,berita sumbar

Sembilan desa di Pariaman dapat program Kotaku Padat Karya, berikut desa dan lokasinya

Wali Kota Pariaman, Sumbar Genius Umar (tengah) sedang berkomunikasi dengan Ketua Kelompok Sosial Masyarakat Desa Rawang Rafkiman (dua kanan) saat meninjau lokasi KOTAKU di desa tersebut. (ANTARA/HO-Kominfo Pariaman)

Pariaman, (ANTARA) - Sembilan desa di Kota Pariaman, Sumatera Barat mendapatkan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) dengan sistem pengerjaan padat karya yaitu upah untuk kerja atau cash for work guna membantu ekonomi warga yang terdampak COVID-19.

"Masing-masing desa mendapatkan alokasi dana sebesar Rp300 juta," kata Wali Kota Pariaman Genius Umar di Pariaman, Selasa.

Pihaknya mengatakan 60 persen dari dana tersebut digunakan untuk upah warga yang bekerja dalam program itu.

Ia menjelaskan sasaran pada program tersebut yaitu warga mengalami putus hubungan kerja atau kehilangan pendapatan sehingga dengan sistem yang digunakan maka dapat membantu perekonomian warga.

Ia menyebutkan adapun sembilan desa yang mendapatkan program tersebut ialah di Desa Kampung Baru, Desa Rawang, dan Desa Pauh Barat di Kecamatan Pariaman Tengah.

Lalu Desa Palak Aneh dan Desa Padang Cakur di Pariaman Selatan. Selanjutnya Desa Cubadak Air, Desa Cubadak Aia Selatan, Desa Tungkal Selatan, dan Desa Sintuak di Kecamatan Pariaman Utara.

Kepala Dinas Permukiman dan Lingkungan Hidup Kota Pariaman Muhammad Syukri mengatakan Pariaman merupakan daerah terbanyak mendapatkan program tersebut.

Menurutnya hal itu tidak terlepas dari peran dan kerja keras Walikota dalam melobi ke pihak Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat (PUPR).

"Dana program KOTAKU ini langsung dari Kementerian PUPR dan dikirim ke nomor rekening masing-masing kelompok yang bekerja." ujarnya.

Sementara itu, Ketua Kelompok Sosial Masyarakat Desa Rawang Rafkiman mengatakan program tersebut saat ini dibutuhkan warga karena pendapatan mereka menurun drastis akibat pandemi COVID-19.

Akibatnya, lanjutnya ibu-ibu yang biasanya tidak bekerja terpaksa harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

"Apalagi sebentar lagi lebaran sehingga kebutuhan warga jauh lebih besar," tambahnya. (*)