Tak tahan dimanfaatkan, peraih medali Olimpiade asal Iran berlaga dalam status pengungsi di Tokyo

id olimpiade tokyo 2020,medalis olimpiade,kimia alizadeh,taekwondo

Tak tahan dimanfaatkan, peraih medali Olimpiade asal Iran berlaga dalam status pengungsi di Tokyo

Kimia Alizadeh Zenoorin berpose dengan medali perunggunya di podium setelah selesainya pertandingan taekwondo kelas 57kg dalam Olimpiade Rio 2016, pada 18 Agustus 2016 di Carioca Arena 3, Rio de Janeiro. (AFP/KIRILL KUDRYAVTSEV)

Jakarta, (ANTARA) - Satu-satunya peraih medali Olimpiade asal Iran, Kimia Alizadeh, dipastikan mengikuti Olimpiade Tokyo 2020 dalam status pengungsi setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Jerman.

Atlet putri peraih medali perunggu taekwondo pada Olimpiade Rio 2016 itu memutuskan hijrah ke Jerman tahun lalu setelah sempat menerima tawaran tinggal dari Belanda, Kanada, Belgia dan Bulgaria.

Dia mengatakan alasan keluar dari Iran karena tak tahan dimanfaatkan sebagai alat propaganda negaranya.

"Taekwondo mengubah hidup saya. Ketika saya mendapat medali, saya adalah atlet pertama di Iran dan setelah itu semua orang mengenal saya, bagi saya itu sangat sulit," tutur Alizadeh dalam laporan Reuters, Rabu.

Atlet berusia 22 tahun itu kini tinggal di kota Aschaffenburg dan menjalani latihan bersama suaminya. Dalam waktu dekat dia akan mengikuti turnamen kualifikasi Olimpiade tingkat Eropa di Sofia pada Mei.

Alizadeh akan bergabung dengan Tim Pengungsi Olimpiade yang akan dipilih pada Juni dengan komposisi 55 atlet dari 12 cabang olahraga.

Serikat Taekwondo Jerman mengaku sudah menghubungi Kementerian Dalam Negeri mengenai status pengungsi Alizadeh musim panas lalu dan menyatakan Alizadeh adalah atlet pengungsi ketiga di Jerman.

"Sekarang semuanya baik-baik saja. Yang terpenting saya bisa memiliki kehidupan pribadi dan kehidupan olahraga saya secara bersamaan," kata Alizadeh.