Kota Padang (ANTARA) -
Menurut dr Dani Pramudya, SpEM yang mendampingi Abdullah Syam hingga saat meninggal dunia melalui keterangan pers di Padang, Selasa, Ketua Umum DPP LDII itu menderita komplikasi diabetes, hipertensi, dan jantung.
“Abdullah Syam meninggal dunia pada pukul 03.30 pada Selasa 14 Juli 2020,” kata dia.
Sebelumnya pria kelahiran Bogor, 22 Februari 1948, telah dirawat di rumah sakit selama lima hari.
Karena kondisinya telah stabil, dokter yang merawat mengizinkan pulang, namun sesampai di rumah kondisinya menurun kembali.
“Beliau kemudian dirawat di rumah sakit hingga meninggal dunia,” ujar Dani.
Abdullah Syam dilantik menjadi Ketua Umum DPP LDII sejak 1998 hingga 2005, 2005 hingga 2011, 2011 hingga 2016, dan 2016 sampai 2021. Dalam memimpin DPP LDII selama empat periode Abdullah Syam membawa perubahan dalam gerak organisasi, yang lebih inklusif dan lincah dalam membaca lingkungan strategis.
“Pada saat reformasi, Pak Abdullah Syam berhasil memanfaatkan momentum tersebut dengan menerbitkan Majalah Nuansa dengan izin resmi memakai SIUPP,” ujar Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo.
Abdullah Syam selain menjadi birokrat dan peneliti di Kementerian Kehutanan merupakan sosok yang aktif. Dia tak segan-segan menyambangi warga LDII di wilayah Pulau Sebatik, perbatasan Indonesia-Malaysia. Selain itu, ia juga kerap menyambangi para pelajar atau warga LDII yang bekerja di luar negeri, untuk melihat secara langsung kegiatan pembinaan generasi muda.
Sosok yang dekatkan LDII dengan MUI
Pada 2007, Abdullah Syam mempelopori gerakan “Paradigma Baru”, dan mengarahkan organisasi serta warga LDII lebih dekat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Paradigma baru itu, membuat hubungan LDII dengan MUI menjadi sangat dekat. Lima warga LDII menjadi pengurus MUI Pusat dan Pak Abdullah Syam juga menjadi anggota Dewan Pertimbangan MUI,” ujar Ketua DPP LDII, Chriswanto Santoso.
Pada 2012 lalu, Abdullah Syam bersama ormas Islam lainnya ditunjuk sebagai anggota Amirul Haj.
Kedekatan LDII dan MUI terus berlanjut, LDII berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan MUI, seperti unjuk rasa menggolkan UU Antipornografi dan bersama-sama MUI menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila.
Menurut Sekretaris Umum DPP LDII Dody T Wijaya pada 2016, Abdullah Syam mengajak seluruh warga LDII menghormati para guru. Program itu diwujudkan dalam “Gerakan Ayo Menghormati Guru”, “Gerakan tersebut mengajak warga LDII dan seluruh bangsa Indonesia untuk menghormati para guru, baik guru dalam sekolah formal maupun nonformal seperti kyai, mubaligh-mubalighot, hingga orangtua,” tambah Dody.
Gerakan ini selalu dikenang, karena mengingatkan kembali fungsi sentral para guru dalam menentukan arah berbangsa dan bernegara.
Kini, Abdullah Syam telah berpulang ke sisi Allah. Semoga jasa-jasanya menjadi amal jariyah baginya, dan bermanfaat bagi LDII serta umat Islam pada umumnya.
DPP LDII menyampaikan apresiasi kepada semua pihak, termasuk tenaga medis RS Veteran Suyoto yang sudah berupaya maksimal dalam menangani almarhum, sejak tiba di RS hingga akhir hayatnya.
Ketua DPW LDII Sumatera Barat, M Ari Sultoni mengatakan kepergian KH Abdullah Syam merupakan kehilangan yang besar tidak hanya bagi LDII tapi juga bangsa ini.
Pada 2015 KH Abdullah Syam bersama DPW LDII Provinsi Sumatera Barat mewujudkan kerja sama antara LDII dengan Polri melalui Pelatihan Da’i Kamtibmas Tingkat Regional Angkatan I dan Pelatihan Da’i Kamtibmas Tingkat Regional Angkatan II pada 2019.
Kehadiran beliau terakhir di Sumatera Barat saat Musyawarah Wilayah (Muswil) dan pengukuhan Pengurus DPW LDII Provinsi Sumatera Barat periode 2019 hingga 2024 pada tanggal 26 Agustus 2019 yang digelar di Auditorium Gubernuran Sumatera Barat di Kota Padang.