Amsterdam, (ANTARA) - Seseorang yang bekerja di peternakan, tempat cerpelai dibudidayakan untuk diekspor bulunya, terinfeksi virus corona dari hewan tersebut, demikian bunyi surat Menteri Pertanian Belanda Carola Schouten kepada parlemen, Rabu.
Wabah di peternakan cerpelai di Belanda pertama kali dilaporkan pada April, saat penjaga memberi tahu bahwa sejumlah hewan mengalami kesulitan bernapas sehingga memicu penyelidikan lebih lanjut.
Dalam suratnya, Schouten mengaku laporan awal dari kantornya bahwa manusia dapat menginfeksi hewan tetapi tidak sebaliknya, salah. Namun, ia mengatakan Institut Kesehatan Masyarakat Belanda masih menaksir adanya peluang kecil penularan di luar kandang hewan.
Schouten tidak menjelaskan dalam suratnya bagaimana kondisi pekerja tersebut.
Bulu cerpelai dipasarkan di China, Korea, Yunani dan Turki. Setelah mendapat tekanan dari para pembela hak asasi hewan, pemerintah Belanda pada 2013 melarang peternakan cerpelai. Ia mengatakan peternakan yang sudah ada harus ditutup pada 2024. (*)
Berita Terkait
Pemprov Sumbar validasi data tanaman pertanian tertimbun longsor TPA
Kamis, 18 April 2024 18:16 Wib
Dinas Pertanian catat populasi ternak di Agam capai 56.243 ekor
Senin, 15 April 2024 18:35 Wib
Bupati Agam apresiasi perjuangan Menteri Pertanian tambah kuota pupuk subsidi
Jumat, 5 April 2024 15:30 Wib
Pemkab Solok peroleh DAK dan HDDAP kembangkan sektor pertanian
Minggu, 31 Maret 2024 11:09 Wib
616 hektare lahan pertanian di Pasaman Barat terdampak banjir
Sabtu, 16 Maret 2024 18:03 Wib
Kota Solok sediakan 400 kg benih pokok padi varietas 'anak daro'
Jumat, 23 Februari 2024 16:26 Wib
Agam ajukan penetapan rumpun Itik Kamang ke Mentan
Rabu, 21 Februari 2024 12:46 Wib
Sektor pertanian penyumbang PDRB terbesar Solok Selatan
Selasa, 20 Februari 2024 17:13 Wib